Skip to main content

BUNDA SALIHAH TAHAP SAATNYA BERAKSI

 


Aksi Tim Penuh Cinta mengadakan Mini Workshop "Aktifkan DNA Bermainmu!" 

dengan media Telegram. Ada 53 member/peserta yang ikut bergabung dengan workshop DNA Bermain ini. Termasuk Tim Penuh Cinta sendiri. 

Saya bertugas sebagai Host. 

Perkenankan saya mau sharing tentang project DNA Bermain yang sedang saya jalankan bersama teman2 di Institut Ibu Profesional . Bersama mbak Dzikra I. Ulya @dianita dan Rashida Anggun Intan . Kami menamai tim kami dengan nama Tim Penuh Cinta (Tim Perempuan Tangguh, Chika, Intan, Nita dan Tika).

Setelah menjalani perkuliahan di kelas Bunda Salihah, Ibu Pembaharu. Kami disatukan dengan 3 tim lain di grup 9 Pendidikan Bermutu.
Mengenai project DNA Bermain, project ini fokus untuk menjawab tantangan bagi kebanyakan orang tua yang masih belum menyadari pentingnya bermain bersama anak, yang masih belum siap bagaimana cara menjadi teman yang menyenangkan bagi anak saat bermain.. dan menciptakan suasana ceria bersama keluarga.
Di project ini lah kemudian kami beraksi dengan membuat Mini Workshop DNA Bermain. Aktifkan DNA Bermainmu!
Ada 54 peserta workshop yang bergabung melalui platform Telegram.
Di workshop ini kami belajar bersama mengenai pengertian dasar bermain, bagaimana prakteknya, apa saja kendalanya dan mencari solusi bersama.
Alhamdulilah banyak ilmu yang saya peroleh dari project ini.
Terutama memahami ilmu psikologi anak dengan media bermain. Ternyata orang tua sendiri adalah teman bermain
TERBAIK
untuk anak2 🥰
Makin belajar justru makin menyadari kekurangan diri.. sehingga menjadi semangat untuk upgrade kualitas diri dalam mendampingi tumbuh kembang buah hati. Dengan segala proses up and down nya.
Bismillah!


Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...