Skip to main content

BUNDA SALIHAH TAHAP SCALE UP IMPACT

Di tahap scale up ini adalah review dan kilas balik selama menjalani tahap demi tahap kampus ibu pembaharu. 

Berawal dari masalah : Ibu2 yang stress atau tidak bahagia saat menemani anak-anak bermain. 

Saya merasa prioritas saya agak bergeser setahun belakangan ini, sebelum masa pandemi saya begitu fokus mengembangkan bisnis, sehingga waktu membersamai anak cukup tersita. Sehingga saya ingin kembali lebih fokus dan mendampingi tumbuh kembang anak-anak dengan optimal. 
Hal ini menyadarkan saya, setelah saya mengikuti 2 (dua) kali webinar yang di isi oleh Ibu Elly Risman. Ternyata selama ini saya mengalami A-M-A (Anak Kecil Mengasuh Anak Kecil). Ada Inner Child saya yang belum sepenuhnya selesai. Untuk itu di kelas bunda salihah ini saya ingin berproses menjadi ibu yang salihah untuk keluarga inti saya terlebih dahulu. 

Saya menyadari betul bahwa menjadi orang tua, khususnya seorang ibu adalah madrasah utama dan pertama anak-anaknya. Pendidikan terpenting adalah pendidikan dari rumah. Saya tidak ingin menyesal di kemudian hari karena keteledoran saya dan keegoisan saya sembunyi dibalik alasan belum selesai terhadap diri saya sendiri. Memang harus saya akui bahwa ada beberapa mimpi saya yang belum bisa tercapai, namun saya harus ikhlaskan karena saya pun memilih jalan yang kini saya jalani sekarang ini. 

Kemudian saya dipertemukan menjadi satu Tim Penuh Cinta bersama Mbak Chika, Mbak Nita, dan Mbak Intan. Dari Tim Penuh Cinta, kami berempat sepakat membuat project DNA Bermain, mengaktifkan kesadaran, kesiapan, keceriaan bermain bersama anak. 

Memasuki perkuliahan bunda salihah, hal yang memotivasi saya bergabung dengan DNA Bermain adalah terjawabnya kegelisahan saya mendampingi bermain anak-anak yang merasa kurang bahagia karena banyak faktor. Diantaranya adalah ide bermain dan mood booster saat bersama si kecil. Kemudian saya dipertemukan dengan orang-orang yang menurut saya adalah ibu yang hebat, mendampingi anak-anak bermain dari hati. Hadir penuh sadar memenuhi kebutuhan bermain anak-anaknya. 

Berikut adalah skema perjalanan saya mengikuti kelas bunda saliha sejak juni 2021 hingga desember 2021. 

1. Identifikasi Masalah

Berawal dari perasaan yang gelisah ketika merasa belum maksimal menjadi teman bermain anak yang menyenangkan. Kemudian perlu perbaikan manajemen waktu dan emosi. Membuat portofolio bermain anak. 

2. Membangun Team yang solid 

Saya bergabung dengan Tim Penuh Cinta dan bertugas sebagai marketing and communication. Menyiapkan konsep marketing dan promotion project DNA Bermain serta mencari partner untuk kolaborasi bersama. Sekaligus menjadi ambassador dan penyampai project. 

3. Memahami Masalah bersama Tim 

Masalah bersama tim kami jabarkan secara individu, masing-masing mengutarakan tantangan yang dihadapi dan mencari solusi bersama. 

4. SMART dan Sumber Daya 

Di materi ini kami bersama mendalami peran dan mengedukasi pentingnya bermain bersama anak. Menentukan fokus dan prioritas serta edukasi tentang mengenal dan mengelola emosi. 

5. Identifikasi Aksi 

Dengan metode analisis SWOT, tim kami memiliki kekuatan dalam bentuk sumber daya manusia dan data, narasumber yang relevan dengan project ini. Tantangannya adalah mengoptimasi. Oppotunity yang kami tawarkan dari project DNA Bermain adalah sama-sama menemukan jawaban dari kegelisahan dan permasalahan yang sama dari para ibu atau orang tua yang belum bisa secara maksimal mendampingi anak bermain. Tantangan dari project ini antara lain : Pasifnya anggota tim dan mengerjaan deadline secara on time. 

6. Saatnya Beraksi 

Kami telah mengadakan mini workshop "Aktifkan DNA Bermain" melalui media Telegram. Yang terdaftar 54 peserta. Didalam proses pra, proses berlangsung dan pasca mini workshop sharing ilmu tentang psikologi anak dan ragam permainan serta solusi untuk meghadirkan kesadaran, kesiapan dan keceriaan saat bermain dengan anak. 

7. Apresiaksi 

Impact dari project ini adalah lebih banyak kegiatan bermain yang berkualitas dan menjadi media belajar mencari solusi bersama terhadap ibu atau orang tua yang mengalami masalah yang sama. 

8. Scale Up Impact 

Akhirnya saya sudah sampai dititik ini, proses jatuh bangun dalam membangun tim dan mejalankan project DNA Bermain menjadi awal pembelajaran saya untuk lebih produktif mendampingi anak-anak belajar. Serta saya perlu mengapresiasi perjalanan belajar ini, meski saya rasa belum begitu maksimal karena suatu lain hal. Namun saya pantas untuk lulus dari Bunda Salihah, Dan menyiapkan semangat yang lebih besar agar kedepannya bisa konsisten menjalankan project DNA Bermain dan berkolaborasi dengan banyak pihak. Agar tetap menebar manfaat untuk orang-orang sekitar. Saya masih mempunyai hasyrat untuk belajar dan berkontribusi terhadap project ini. 

Dan saya siap untuk mengikuti Konferensi Ibu Pembaharu. 







Comments

Popular posts from this blog

#18 Exchange with AIESEC (part 2)

Untuk menjadi EP AIESEC UGM ada beberapa tahap yang harus saya lalui. Diantaranya : 1. Saya mengisi Formulir dan melengkapi persyaratan administrative  ( motivation letter , CV, Pas photo, surat izin dari Orang tua dan membayar fee pendaftaran). 2. FGD ( Forum Group Discussion )... Dalam proses FGD kami para calon EP dibentuk menjadi beberapa grup terdiri dari 6-7 tiap grupnya. Kami diberikan contoh suatu kasus dan mendiskusikannya dengan berbahasa Inggris dalam menyelesaikan kasus tersebut bersamaan waktu yang terbatas. 3. Setelah pengumuman seleksi FGD, calon EP yang lolos masuk ke tahap interview alias wawancara dengan LC ( Local Comittee ). Dengan diajukan beberapa pertanyaan tentang kepribadian, pengalaman, contoh kasus, dan bakat minat kebudayaan. 4. If you can make it through all three stages of the above then you are entitled to be the real EP! Congratulation. But...... jalan masih panjang sob. Berhasil melalui tahap administratif, FGD dan interview ...

#38 UII Golden (Global Student)

“Tomorrow, it might be your story” UII Golden  atau UII Global Student merupakan sebuah komunitas yang memberi peluang bagi para mahasiswa UII untuk mendapatkan pengalaman global sekaligus merasakan atmosfir akademis pergaulan mahasiswa internasional. Komunitas ini dirintis oleh International Program (IP) UII, lewat IP Promo Team, salah satu Divisi International Student’s Office. Komunitas ini mengajak para mahasiswa tersebut untuk berbagi pengalaman dan mendorong mahasiswa UII lainnya agar mengikuti langkah teman-teman yang sudah terlebih dahulu mempunyai pengalaman global.  Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh anggota komunitas ini. Khususnya ilmu dan berbagi pengalaman belajar di luar negeri.  We embrace you to create your own experiences overseas.  # GOGLOBAL Kunjungi website  uiigolden.org  dan follow twitternya  www.twitter.com/uii_golden  

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...