Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup
masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia
5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70
tahun tidak dapat membaca dan menulis.
Banyak hal yang
menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari
siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.
Saya lahir dari
keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.
Dulu ketika
Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an,
mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang kerumahtanggaan. Bagaimana
membantu mengerjakan rumah, memijit kaki yang pegal/keseleo, belajar memasak, mengamati semua
aktivitas rumah tangga. Pada waktu itu saya sempat protes!! Untuk apa saya
belajar semua ini di usia yang relatif sangat muda, “Anak SD kok disuruh masak?
Anak SD kok disuruh nyapu, ngepel, cuci pakaian, jemur pakaian, buang sampah,
bersihin gorong-gorong? Kan aku masih kecil, belum saatnya”.
Ternyata saya
salah. Justru harusnya saya bersyukur, karena pelajaran yang saya peroleh
ketika saya kecil itu akan menjadi bekal untuk saya menikah nanti. Mungkin
memang tidak akan terasa manfaatnya waktu masih anak-anak, tapi pelajaran tentang
itu perlu ditanamkan sejak dini. Agar kelak jika sudah beranjak dewasa kita
sebgai perempuan sudah siap, mandiri dan harus serba bisa.
Dengan sabar Mama sudah mempersiapkan anak-anak perempuannya untuk mengetahui dan bisa menjalankan peran menjadi seorang ibu. Pelajaran tentang berinteraksi sosial juga saya dapatkan dari Mama. Kelak jika saya dewasa dan sudah siap untuk menikah, mau tidak mau saya juga akan mengalaminya.
Tugas menjadi ibu
rumah tangga bukanlah suatu takdir. Tetapi kewajiban. Karena apapun profesi
kita, tugas seorang ibu rumah tangga pasti akan kita sandang juga. Ibu rumah
tangga merupakan tugas utama seorang perempuan yang sudah menikah. Itulah pesan
yang dulu Mama selalu sampaikan pada saya dan kakak perempuan saya.
Mama meninggal
saat saya berusia 18 tahun. Saya tidak mendapat nasehat-nasehat langsung dari
Mama tentang ‘Permasalahan remaja dan dewasa’. Bukan berarti jika Mama tidak
memberikan pemahaman itu, lantas saya diam tanpa usaha untuk mencari ilmu
tersebut ditempat lain.
Sekarang saya menyadari bahwa sebelum mama meninggal, mama telah membekali ilmu tentang ke-rumahtangga-an untuk saya dan kakak perempuan saya. Agar suatu saat nanti jika saya sudah berumah tangga, saya bisa melakukan tugas-tugas seorang ibu rumah tangga. Tanpa harus mengandalkan seorang asisten atau pembantu rumah tangga.
Sisanya saya dapat belajar dari ibu-ibu yang lain.
Sungguh mulianya tugas seorang ibu rumah tangga. Menjalani semua aktivitas di rumah tanpa pamrih dan mengeluh. Semoga kelak saya juga dapat menjadi ibu rumah tangga dan menjalani karir seorang perempuan dengan bijak dan seimbang. Bisa bertindak professional tanpa mencampur-adukkan masalah rumah dan pekerjaan. Insha Allah.
Tua itu pasti, dewasa itu pilihan
Dan menjadi Ibu rumah tangga itu tugas utama seorang perempuan yang menikah :)
Dan menjadi Ibu rumah tangga itu tugas utama seorang perempuan yang menikah :)
Comments
Post a Comment