Review Diskusi
KELOMPOK 12 :SRIKANDI 12
TEMA : PERBAIKAN GENERASI DENGAN FITRAH SEKSUALITAS
Kelompok 12, bersyukur hari ini diberikan kesempatan untuk berbagi informasi yang selama ini sudah kami diskusikan.
Banyak sekali kasus yang dalam kurun waktu dua dekade ini, membuat perempuan terutama ibu, mengerutkan dahi, meneteskan airmata. Kasus-kasus yang memaksa anak kecil terseret dalam pusara kejahatan. Kekerasan terhadap anak, terhadap para penerus Negeri.
Ibu, adalah madrasatul ula, dimana dikatakan ibu Septi, bahwa "Membangun peradaban itu di mulai dari IBUnya. Kalau perempuan tidak bangga menjadi ibu, maka tidak akan lahir GENERASI HEBAT dari rumahmu." Maka, memperbaiki generasi yang mulai porak poranda ini, diperlukan ibu yang kuat, ibu yang cerdas, dan ibu yang militan.
*Lalu, apa hubungan Perbaikan Generasi dengan Fitrah Seksualitas?*
Kita ketahui, kita tidak lagi di rusak dengan di jajah, melainkan, generasi penerus kitalah yang di rusak moral dan akhlaknya. Salah satunya dengan Narkotika. Hal lain yang tak kalah membahayakan adalah *NARKOLEMA _(Narkoba Lewat Mata)_* yaitu dengan di jejali Pornografi dan maraknya LGBT.
Ini bukan lagi kasus yang bisa dilihat dengan sebelah mata, tetapi harus dilihat dengan mata waspada penuh.
Pembagian usia anak seperti yang kami pahami adalah sebagai berikut :
*0-7 tahun*, dimana masa ini, adab serta fitrah keimanan yang lebih diutamakan untuk dididik. Masa dimana pemenuhan egosentris sehingga saat ke tahap berikutnya ia sudah bisa memahami makna tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
*8-10 tahun*, pendampingan dan pengajaran Fitrah Seksualitas lebih dididik. Disamping fitrah keimanan juga terus dididik.
Fitrah Seksualitas adalah bagaimana seseorang bersikap, berfikir, bertindak sesuai dengan gendernya. Berfikir, merasa, bertindak, bersikap, berpakaian dll sebagai seorang laki-laki sejati, atau sebagai perempuan sejati.
Menurut kami, salah satu tujuan membangkitkan Fitrah seksualitas anak adalah agar anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya.
Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak.
Sehingga anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan."
*11-14 tahun*, masa dimana tarik ulur pada anak, percobaan saat anak di lepas ke khalayak, apakah akan terwarnai atau mewarnai. Ini adalah masa paling penting untuk observasi dalam menuntaskan pendampingan pada anak.
*Seberapa Penting Membangkitkan Fitrah Seksualitas pada anak?*
a. Menurut kami, salah satu tujuan membangkitkan Fitrah seksualitas anak adalah agar anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya.
Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak.
Sehingga anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan."
b. Penting agar fokus menjalankan misi hidup, ketika menjadi ibu tidak terbebani dengan peran sbg ayah, ketika menjadi perempuan tidak menuntut agar mampu berperan seperti laki2 dan pada akhirnya terhindar dari penyimpangan
c. Sangat penting, karena dengan bangkitnya fitrah seksualitas sejak dini, anak akan semakin paham perannya sebagai seorang perempuan atau seorang laki2
d. Fitrah seksualitas sangat penting ditanamkan sejak dini, agar ketika terjadi sesuatu diluar perkiraan anak tetap punya penerimaan yg baik thd dirinya.
Satu kasus : pernah ditemui anak laki-laki saat kelas 2 SMA, ibunya meninggal. Lama-lama terjadi penyimpangan perilaku seksual yaitu anak tersebut suka dengan sesama lelaki. Ternyata tinggal dengan Seorang ayah tdk menjamin seorang anak tumbuh fitrah kelelakiannya apalagi jika sang ayah selalu mengalah dng keinginan anak karena alasan kasihan.
e. Menurut kami sangat penting membangkitkan fitrah seksualitas ditengah tantangan zaman saat ini. Karena penyimpangan seksualitas tidak hanya dari golongan paham liberal saja bahkan sekarang udah ada di golongan religius.
Dominasi perempuan untuk guru PAUD juga dapat mempengaruhi perkembangan fitrah seksualitas anak.
Jadi agar anak laki2 kita kelak menjadi ayah sejati dan anak perempuan kita menjadi ibu (madrasatu ula) yg sejati maka penting bagi kita ini membangkitkan fitrah seksualitasnya.
Beberapa penyebab perilaku seks menyimpang yang berasal dari pola asuh yang keliru :
Mandi bareng tidak berbusana, Ayah dan anak, Ibu dan anak.
Baik sejenis maupun beda jenis kelamin
Sesama sepupuan,
Temen-temen.
Meskipun sesama jenis kelamin.
Tidur dalam satu selimut sesama laki2 dan perempuan, ini biasa nya kalau ada sepupu yang menginap atau sebaliknya.
Pernah melihat ayah dan ibu bersama (anak diatas usia SD yg masih tidur bareng orang tua)
Kecanduan pornografi karena orangtua yang tidak mengerem gadget.
Ayah maupun ibu yang terlalu keras.
Oleh karenanya, penanganan yang paling utama bagi yang sudah kecanduan adalah dengan pembinaan.
Banyak sekali kasus yang dalam kurun waktu dua dekade ini, membuat perempuan terutama ibu, mengerutkan dahi, meneteskan airmata. Kasus-kasus yang memaksa anak kecil terseret dalam pusara kejahatan. Kekerasan terhadap anak, terhadap para penerus Negeri.
Ibu, adalah madrasatul ula, dimana dikatakan ibu Septi, bahwa "Membangun peradaban itu di mulai dari IBUnya. Kalau perempuan tidak bangga menjadi ibu, maka tidak akan lahir GENERASI HEBAT dari rumahmu." Maka, memperbaiki generasi yang mulai porak poranda ini, diperlukan ibu yang kuat, ibu yang cerdas, dan ibu yang militan.
*Lalu, apa hubungan Perbaikan Generasi dengan Fitrah Seksualitas?*
Kita ketahui, kita tidak lagi di rusak dengan di jajah, melainkan, generasi penerus kitalah yang di rusak moral dan akhlaknya. Salah satunya dengan Narkotika. Hal lain yang tak kalah membahayakan adalah *NARKOLEMA _(Narkoba Lewat Mata)_* yaitu dengan di jejali Pornografi dan maraknya LGBT.
Ini bukan lagi kasus yang bisa dilihat dengan sebelah mata, tetapi harus dilihat dengan mata waspada penuh.
Pembagian usia anak seperti yang kami pahami adalah sebagai berikut :
*0-7 tahun*, dimana masa ini, adab serta fitrah keimanan yang lebih diutamakan untuk dididik. Masa dimana pemenuhan egosentris sehingga saat ke tahap berikutnya ia sudah bisa memahami makna tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
*8-10 tahun*, pendampingan dan pengajaran Fitrah Seksualitas lebih dididik. Disamping fitrah keimanan juga terus dididik.
Fitrah Seksualitas adalah bagaimana seseorang bersikap, berfikir, bertindak sesuai dengan gendernya. Berfikir, merasa, bertindak, bersikap, berpakaian dll sebagai seorang laki-laki sejati, atau sebagai perempuan sejati.
Menurut kami, salah satu tujuan membangkitkan Fitrah seksualitas anak adalah agar anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya.
Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak.
Sehingga anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan."
*11-14 tahun*, masa dimana tarik ulur pada anak, percobaan saat anak di lepas ke khalayak, apakah akan terwarnai atau mewarnai. Ini adalah masa paling penting untuk observasi dalam menuntaskan pendampingan pada anak.
*Seberapa Penting Membangkitkan Fitrah Seksualitas pada anak?*
a. Menurut kami, salah satu tujuan membangkitkan Fitrah seksualitas anak adalah agar anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya.
Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak.
Sehingga anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan."
b. Penting agar fokus menjalankan misi hidup, ketika menjadi ibu tidak terbebani dengan peran sbg ayah, ketika menjadi perempuan tidak menuntut agar mampu berperan seperti laki2 dan pada akhirnya terhindar dari penyimpangan
c. Sangat penting, karena dengan bangkitnya fitrah seksualitas sejak dini, anak akan semakin paham perannya sebagai seorang perempuan atau seorang laki2
d. Fitrah seksualitas sangat penting ditanamkan sejak dini, agar ketika terjadi sesuatu diluar perkiraan anak tetap punya penerimaan yg baik thd dirinya.
Satu kasus : pernah ditemui anak laki-laki saat kelas 2 SMA, ibunya meninggal. Lama-lama terjadi penyimpangan perilaku seksual yaitu anak tersebut suka dengan sesama lelaki. Ternyata tinggal dengan Seorang ayah tdk menjamin seorang anak tumbuh fitrah kelelakiannya apalagi jika sang ayah selalu mengalah dng keinginan anak karena alasan kasihan.
e. Menurut kami sangat penting membangkitkan fitrah seksualitas ditengah tantangan zaman saat ini. Karena penyimpangan seksualitas tidak hanya dari golongan paham liberal saja bahkan sekarang udah ada di golongan religius.
Dominasi perempuan untuk guru PAUD juga dapat mempengaruhi perkembangan fitrah seksualitas anak.
Jadi agar anak laki2 kita kelak menjadi ayah sejati dan anak perempuan kita menjadi ibu (madrasatu ula) yg sejati maka penting bagi kita ini membangkitkan fitrah seksualitasnya.
Beberapa penyebab perilaku seks menyimpang yang berasal dari pola asuh yang keliru :
Mandi bareng tidak berbusana, Ayah dan anak, Ibu dan anak.
Baik sejenis maupun beda jenis kelamin
Sesama sepupuan,
Temen-temen.
Meskipun sesama jenis kelamin.
Tidur dalam satu selimut sesama laki2 dan perempuan, ini biasa nya kalau ada sepupu yang menginap atau sebaliknya.
Pernah melihat ayah dan ibu bersama (anak diatas usia SD yg masih tidur bareng orang tua)
Kecanduan pornografi karena orangtua yang tidak mengerem gadget.
Ayah maupun ibu yang terlalu keras.
Oleh karenanya, penanganan yang paling utama bagi yang sudah kecanduan adalah dengan pembinaan.
*Pengajaran dan Pendampingan Fitrah Seksualitas pada Anak Usia pre Aqil Baligh*
Bagi muslim, Kita ketahui, bahwa dalam islam tidak menganut istilah masa anak, remaja, dan dewasa. Akan tetapi adalah masa pre-baligh dan baligh. yang menandakan bagaimana perubahan kewajiban seseorang atas dirinya kepada Tuhannya. Secara biologis, ditandai dengan berubahnya sistem hormon pada diri seseorang. Setiap anak memiliki masa baligh yang berbeda antara rentang umur 12-15 tahun.
Sedangkan aqil, menurut Harry Santosa, Secara umum indikatornya adalah mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, memikul resiko atas sebuah keputusan, bertanggung jawab, mandiri baik secara personal maupun sosial. Khusus untuk laki-laki mampu mencari nafkah sendiri dan pada umumnya adalah mampu memikul beban kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Jadi, harapan kami dengan Pendampingan anak di usia Pre Aqil Baligh adalah, anak bisa menuntaskan Masa Aqil Baligh secara Bersamaan. Saat sudah baligh, aqilnya sudah matang dan paham terkait fitrah seksualitas sehingga tidak akan melakukan penyimpangan terhadap hal tersebut.
Prinsip dan Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas
Mendidik Fitrah Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki Juga bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan.
Prinsip 1 : Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun)
Prinsip 2 : Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%.
Prinsip 3 : Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan.
Tahap Usia 0-2 tahun : Anak lelaki maupun anak perempuan lebih didekatkan kepada Ibu karena masa menyusui. Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah keimanan dan fitrah seksualitas.
Tahap Usia 3-6 tahun : ini Tahap Penguatan Konsepsi Gender dengan Imaji imaji positif tentang gendernya masing masing. Anak lelaki maupun anak perempuan harus didekatkan kepada Ayahnya dan kepada Ibunya. Ayah dan Ibu harus hadir pada fase ini. Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun.
Tahap Usia 7-10 tahun : Ini tahap Penyadaran Potensi Gender dengan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Anak lelaki yang telah ajeg konsep kelelakiannya pada usia 0-6 tahun, maka kini disadarkan potensi kelelakiannya langsung dari Ayah. Anak lelaki lebih didekatkan ke Ayah. Ayah mengajak anak lelakinya pada peran dan aktifitas kelelakian pada kehidupan dan sosialnya, termasuk menjelaskan mimpi basah, fungsi sperma dan mandi wajib.
Begitupula anak perempuan lebih didekatkan ke Ibu untuk disadarkan peran keperempuanannya dalam kehidupan sosialnya.
Indikator di tahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, anak perempuan kagum dan ingin seperti ibunya.
Tahap 11-14 tahun : Ini tahap Pengujian Eksistensi melalui ujian dalam kehidupan nyata. Anak lelaki yang telah sadar potensi kelelakiannya kini harus diuji dengan memahami mendalam lawan jenisnya langsung dari ibunya. Maka anak lelaki di tahap ini lebih didekatkan kepada ibunya agar memahami cara pandang perempuan dari kacamata perempuan (dalam hal ini ibunya). Anak perempuan juga sebaliknya, lebih didekatkan ke ayahnya agar memahami mendalam bagaimana cara pandang lelaki dari kacamata lelaki (dalam hal ini ayahnya). Indikator di tahap ini adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ayah bagi anak lelaki. Bagi anak perempuan adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ibu
Tahap => 15 tahun : Ini tahap penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga menjadi peran keayahbundaan. Ini adalah masa AqilBaligh atau anak bukan lagi anak anak, tetapi mitra bagi orangtuanya. Secara syariah mereka telah Mukalaf atau mampu memikul beban syariah, termasuk kemampuan untuk menikah atau menjadi ayah sejati atau menjadi ibu sejati.
Semua ulama sepakat bahwa anak pada tahap ini sudah tidak wajib lagi dinafkahi, jikapun masih dinafkahi itu karena statusnya fakir miskin. Maka kewajiban orangtualah untuk mengantarkan anak anak mereka untuk aqilbaligh sempurna dan mencapai peran peradaban bukan hanya dalam profesi namun juga untuk berperan menjadi ayah sejati dan ibu sejati.
Catatan 1: Anak anak yang kehilangan salah satu sosok orangtua baik karena meninggal atau karena perceraian, maka wajib segera diberikan sosok pengganti sampai mencapai aqilbaligh baik dari keluarga besar maupun komunitas/jamaah kaum Muslimin.
Catatan 2: Fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan.
Catatan 3: LGBT jelas adalah penyimpangan fitrah.
Bagi muslim, Kita ketahui, bahwa dalam islam tidak menganut istilah masa anak, remaja, dan dewasa. Akan tetapi adalah masa pre-baligh dan baligh. yang menandakan bagaimana perubahan kewajiban seseorang atas dirinya kepada Tuhannya. Secara biologis, ditandai dengan berubahnya sistem hormon pada diri seseorang. Setiap anak memiliki masa baligh yang berbeda antara rentang umur 12-15 tahun.
Sedangkan aqil, menurut Harry Santosa, Secara umum indikatornya adalah mampu memecahkan masalah, mengambil keputusan, memikul resiko atas sebuah keputusan, bertanggung jawab, mandiri baik secara personal maupun sosial. Khusus untuk laki-laki mampu mencari nafkah sendiri dan pada umumnya adalah mampu memikul beban kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.
Jadi, harapan kami dengan Pendampingan anak di usia Pre Aqil Baligh adalah, anak bisa menuntaskan Masa Aqil Baligh secara Bersamaan. Saat sudah baligh, aqilnya sudah matang dan paham terkait fitrah seksualitas sehingga tidak akan melakukan penyimpangan terhadap hal tersebut.
Prinsip dan Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas
Mendidik Fitrah Seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan fitrah sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagaimana lelaki Juga bagaimana seorang perempuan berfikir, bersikap, bertindak, merasa sebagai seorang perempuan.
Prinsip 1 : Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun)
Prinsip 2 : Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%.
Prinsip 3 : Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan.
Tahap Usia 0-2 tahun : Anak lelaki maupun anak perempuan lebih didekatkan kepada Ibu karena masa menyusui. Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah keimanan dan fitrah seksualitas.
Tahap Usia 3-6 tahun : ini Tahap Penguatan Konsepsi Gender dengan Imaji imaji positif tentang gendernya masing masing. Anak lelaki maupun anak perempuan harus didekatkan kepada Ayahnya dan kepada Ibunya. Ayah dan Ibu harus hadir pada fase ini. Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun.
Tahap Usia 7-10 tahun : Ini tahap Penyadaran Potensi Gender dengan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Anak lelaki yang telah ajeg konsep kelelakiannya pada usia 0-6 tahun, maka kini disadarkan potensi kelelakiannya langsung dari Ayah. Anak lelaki lebih didekatkan ke Ayah. Ayah mengajak anak lelakinya pada peran dan aktifitas kelelakian pada kehidupan dan sosialnya, termasuk menjelaskan mimpi basah, fungsi sperma dan mandi wajib.
Begitupula anak perempuan lebih didekatkan ke Ibu untuk disadarkan peran keperempuanannya dalam kehidupan sosialnya.
Indikator di tahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, anak perempuan kagum dan ingin seperti ibunya.
Tahap 11-14 tahun : Ini tahap Pengujian Eksistensi melalui ujian dalam kehidupan nyata. Anak lelaki yang telah sadar potensi kelelakiannya kini harus diuji dengan memahami mendalam lawan jenisnya langsung dari ibunya. Maka anak lelaki di tahap ini lebih didekatkan kepada ibunya agar memahami cara pandang perempuan dari kacamata perempuan (dalam hal ini ibunya). Anak perempuan juga sebaliknya, lebih didekatkan ke ayahnya agar memahami mendalam bagaimana cara pandang lelaki dari kacamata lelaki (dalam hal ini ayahnya). Indikator di tahap ini adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ayah bagi anak lelaki. Bagi anak perempuan adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ibu
Tahap => 15 tahun : Ini tahap penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga menjadi peran keayahbundaan. Ini adalah masa AqilBaligh atau anak bukan lagi anak anak, tetapi mitra bagi orangtuanya. Secara syariah mereka telah Mukalaf atau mampu memikul beban syariah, termasuk kemampuan untuk menikah atau menjadi ayah sejati atau menjadi ibu sejati.
Semua ulama sepakat bahwa anak pada tahap ini sudah tidak wajib lagi dinafkahi, jikapun masih dinafkahi itu karena statusnya fakir miskin. Maka kewajiban orangtualah untuk mengantarkan anak anak mereka untuk aqilbaligh sempurna dan mencapai peran peradaban bukan hanya dalam profesi namun juga untuk berperan menjadi ayah sejati dan ibu sejati.
Catatan 1: Anak anak yang kehilangan salah satu sosok orangtua baik karena meninggal atau karena perceraian, maka wajib segera diberikan sosok pengganti sampai mencapai aqilbaligh baik dari keluarga besar maupun komunitas/jamaah kaum Muslimin.
Catatan 2: Fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan.
Catatan 3: LGBT jelas adalah penyimpangan fitrah.
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Comments
Post a Comment