Skip to main content

#134 MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK BUNSAY IIP Day 11

Review Diskusi
KELOMPOK 11 :ELEVEN STARS
TEMA : FITRAH SEKSUALITAS DALAM SEBUAH KELUARGA DAPAT DIKAITKAN DENGAN PEMBAHASAN ADAB BERPAKAIAN
\

Fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan. Sebuah tugas yang tidak ringan bagi para orang tua oleh karena itu proses penumbuhan fitrah ini dibutuhkan sebuah komunitas yang baik.

Disamping itu menumbuhkan fitrah seksualitas harus dibarengi pula dengan gerakan penanaman adab dalam beraktivitas sehari-hari. Menanamkan adab (QS 66:6) dan menumbuhkanfFitrah (QS 30:30) harus berjalan selaras, keduanya adalah amanah dan tanggungjawab setiap orangtua.

Mendidik Fitrah itu inside out, bagaimana membangkitkan antusias, ghairah, kecintaan dari dalam (intrinsic motivation), karena semua potensi kebaikan sudah terinstal. Mendidik Adab itu outside in, bagaimana nilai nilai Kitabullah perlu ditanamkan sehingga memuliakan potensi fitrah.

Tanpa fitrah yang tumbuh paripurna, Adab akan sulit ditanamkan. Kalaupun bisa, tentu dengan cara pemaksaan bukan berangkat dari kesadaran dan dari dalam diri manusia. Manusia bukan robot, mereka beramal bukan mekanistik seperti mesin atau dengan “stick n carrot” seperti hewan. Manusia yang fitri dan Islami beramal karena niat yang kuat dari dalam dirinya dipandu Kitabullah.

Begitupula tanpa Adab, maka fitrah akan tumbuh menggeragas tanpa arah dan panduan. Potensi keimanan seseorang bisa melantur menjadi kebatinan, potensi bakat pemimpin bisa menyimpang menjadi diktator, potensi belajar dan bernalar akan ngawur menciptakan kehancuran, potensi seksualitas akan berkembang sesat menjadi LGBT dsbnya.

Jangan lupa juga Fitrah seksualitas ditumbuhkan, ini bukan bicara pendidikan seks, tetapi bicara bagaimana ananda berfikir, bersikap, merasa sesuai gendernya. Fitrah seksualitas jika dirawat dan ditumbuhkan sesuai tahapannya dgn pendampingan penuh ayah bunda sejak 0-15 tahun kelak akan berujung od peran Ayah sejati atau Ibu Sejati. Jika tidak dirawat baik maka akan berakibat penyimpangan seperti LGBT atau setidaknya kelak akan gagap jadi Ibu atau gagap jadi Ayah.

Selanjutnya di tulisan mendatang mari kita kupas tuntas, adab apa saja yang perlu kita tanamkan agar fitrah seksualitas anak tumbuh dengan sempurna

#diresume dari beberapa materi kuliah FBE

http://googleweblight.com/?lite_url=http://crayonanakkusatu.blogspot.co.id/2018/01/penanaman-adab-dalam-menumbuhkan-fitrah.html%3Fm%3D1&lc=id-ID&s=1&m=189&host=www.google.co.id&ts=1515897577&sig=AOyes_QmAJFgFknJE-CshD2ql19OH4c27g

2⃣; Adab dalam Lingkungan Keluarga,  adab Berpakaian, Adab Bergaul
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Pada sesi kedua kali ini akan dibahas tentang *“Adab dalam bergaul”*

Pada dasarnya kita semua yang disini sepakat bahwasannya keluarga merupakan sebuah *team*, dimana para anggotanya saling belajar satu sama lain. Keluarga adalah sebuah *tempat dimana pondasi yang kuat ditanamkan*, termasuk tentang fitrah seksualitas pada anak.

Sikap orang tua menjadi basis atau dasar ataupun sumber dari keingintahuan anak akan fitrah seksualitas. Oleh karenanya apa yang dilakukan orang tua pada dasarnya menjadi *panutan* anak-anaknya.

Berbicara mengenai fitrah seksualitas, tidak lepas dari pembahasan akan *adab*. Didalam agama islam sangat detail membahas tentang adab, karena adab kedudukannya sangat penting. Bahkan kedudukannya sebelum mempelajari ilmu, perlu lebih dulu mempelajari adab.

Pembahasan materi bunda sayang tema 11 tentang fitrah seksualitas dalam sebuah keluarga dapat dikaitkan dengan pembahasan adab berpakaian. Saat membahas tentang adab berpakaian, orang tua dapat memberikan pondasi yang kuat kepada anak tentang batasan *aurat.* Berawal dari situ akan diteruskan dengan adab berteman, adab bertetangga, bergaul di dunia maya dan seterusnya yang merupakan hubungan seorang anak dengan “dunia” luar rumah. Pada saat anak mengetahui adab bergaul seperti apa dari orang tuanya, akan terbawa saat anak bergaul di luar rumah. Dan diharapkan hal itu ditularkan ke teman-tamannya sehingga akan membawa *dampak positif pada lingkungan anak.*

*Orang tua menjadi tauladan* merupakan cara yang efektif untuk mengajarakan adab kepada anak. Bagaimana orang tua besikap, bagaimana orang tua berbicara, bagaimana orang tua mengelolah emosi, menjadi referensi yang kuat bagi anak saat kemudian dia bergaul di “dunia” luar. *Komunikasi yang erat* antara orang tua dan anak menjadi jembatan emas dalam membangun sebuah pondasi yang kuat.

✅Dengan pondasi yang kuat, dan doa yang terus menerus, insya allah anak-anak akan siap menghadapi tantangan di “dunia” luar.

✅Jangan pernah berhenti untuk belajar dan memperbaiki diri karena pondasi yang kuat itu dibangun dari dalam keluarga.


💫Eleven Stars💫
-Institut Ibu Profesional-
*Pentingnya Keteladanan Orang tua dalam Menumbuhkan Fitrah Seksualitas*

*_Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah_*

Secara bahasa, Fitrah berasal dari akar kata (fa-tho-ro) dalam bahasa Arab (فطرة) yang berarti membuka, menguak, menumbuhkan, terbit,  juga berarti perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, penciptaan, insting. Makna lain dari fitrah adalah keadaan yang suci. (Kamus المنجد)

Maka jika setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah,  berarti anak terlahir dalam keadaan suci, terinstall karakter,  tabi'at,  insting masing-masing, penciptaan memiliki potensi dan misinya masing-masing,  senang membuka, menciptakan atau menguak/explore suatu hal.

Jika dalam fitrah keimanan orang tualah yang bertanggung jawab menjadikan anaknya beragama apapun, maka begitu pula terkait dengan fitrah seksualitas. Orangtua yang mengampu tanggung jawab mengenalkan seksualitas ini terhadap anaknya. Satu kewajiban yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.

Pengajaran adab terbaik adalah *keteladanan.* Sebagaimana yang sudah kita ketahui,  bahwa anak-anak tidak pernah salah mengcopy atau meniru. Jadi,  tentu orangtualah yang pertama kali harus memberikan pengajaran dalam fitrah seksualitas ini. Dimulai dari bagaimana seorang ayah bersikap sebagai laki-laki, seorang imam,  seorang qawwam, kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap anggota keluarganya. Dan ibu sebagai seorang yang feminim,  penuh kasih sayang dalam mendidik,  melayani seluruh anggota keluarga,  ta'zim dan patuh terhadap ayah sebagai pemimpin.

Ketika orang tua sudah menjadi teladan bagi anak, maka fitrah anak yang senang explore sesuatu terutama di usia pre aqil baligh dan aqil baligh terkait dengan seksualitasnya dibahas, diarahkan dan diajarkan. Diantaranya adalah:
☘ Melatih anak meminta izin ketika masuk kamar orang tua
☘ Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menutup aurat
☘Melatih anak tidur dengan posisi miring ke kanan (menjauhkan anak dari banyak bentuk penyelewengan seksual di waktu tidur)
☘menjauhkan anak dari ikhtilat bersama lawan jenis
☘mengajarkan QS An Nur untuk anak pre aqil baligh
☘memberi tahu tanda-tanda usia baligh, mengajarkan hak dan kewajiban yang dipikul di usia ini.

Menumbuhkan fitrah seksualitas merupakan salah satu dari cara memelihara diri dan anak-anak kita dari ketimpangan,  dari dosa,  dari neraka. Maka, bersungguh-sungguhlah didalamnya,  berikan teladan dan pengajaran terbaik, karena syurga dan neraka sebagai taruhan. 

#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak

Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...