Review Diskusi
KELOMPOK 5 = THE FIVE STAR
TEMA : PERAN ORANGTUA DALAM MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS
Diskusi malam ini disampaikan oleh kelompok 5 "The Five Star".
Insya Allah kita semua sepakat ya Bunda, bahwa Fitrah adalah kondisi yang Allah SWT berikan sejak kita lahir. Dan semua anak membawa fitrah yang baik.
Kemudian, di zaman now ini kita semua melihat buanyaaaakkk sekali tantangan di luar sana yang dihadapi anak-anak kita. Mulai dari perilaku penyimpang yang dilakukan sebagian orang secara terang-terangan, juga gempuran tayangan dari media-media yang sepertinya sudah sangat masif sekali , astaghfirullah.
Akankah kita sebagai orangtua hanya berdiam diri??
Atau sekedar waspada saja dirasa sudah cukup??
Atau malah..kepikiran untuk mensterilkan anak-anak kita dari lingkungan dan pergaulannya??
Sepertinya tidak bisa ya Bunda, karena anak2 sebagai mana kita orang dewasa, adalah makhluk sosial. Tidak bisa terisolasi sendirian.
Maka disinilah peran kita sebagai orang tua zaman now, untuk bisa menguatkan imunitas pada diri anak-anak kita. Yaitu dengan cara membangkitkan serta menguatkan pondasi fitrahnya, khususnya Fitrah Seksualitas ini.
Karena apa??
Karena anak-anak kita adalah calon penerus peradaban.
Membangkitkan Fitrah Seksualitas Pra Latih 0-7 Tahun
Peran Orangtua dalam membangkitkan fitrah seksualitas pra latih :
1⃣Dekat dengan ibu 0-2 tahun
2⃣Dekat dengan ayah Dan bunda 3-6 tahun. paham perbedaan laki-laki Dan perempuan.
3⃣Kenalkan organ tubuh ketika mandi dan bersuci.
4⃣Jelas pembagian peran di rumah antara ayah dan bunda.
5⃣Mengenalkan batas aurat laki-laki Dan perempuan.
6⃣Melatih tidur sendiri.
7⃣Menjaga hubungan suami istri di depan anak2.
Membangkitkan Fitrah Seksualitas Usia 7-14 (Pre Akil Baligh)
1⃣Laki-laki didekatkan dengan ayah, perempuan didekatkan dengan ibu.
2⃣Dikenalkan dengan batasan aurot laki2 dan perempuan Dan rasa malu.
3⃣Tidur terpisah dengan orangtua.
4⃣Melatih peran sebagai laki-laki dan perempuan.
5⃣Dilatih untuk mengerjakan pekerjaan di rumah.
6⃣Diberikan pemahaman tentang _pubertas_ (haidh dan mimpi basah) .
7⃣Menanamkan jiwa _maskulinitas_ pada anak lelaki, Dan _feminitas_ pada anak perempuan.
8⃣Dikenalkan dengan fungsi organ seksual _(sex education)_.
9⃣Orangtua harus kenal dengan siapa mereka bergaul.
© *The five*
Dampak Yang Timbul Bila Fitrah Seksualitas Tidak Dibangkitkan
1⃣ *Anak bingung pada identitas gendernya.*

♂ _Who am I?_
2⃣ *Anak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya*
Pada anak lelaki bila lebih besar pengaruh _kewanitaan_ dari ibunya maka ia akan menjadi anak yang melambai. ⚡
pada anak perempuan bila lebih besar pengaruh _maskulinitas_ ayahnya maka si gadis akan menjadi tomboy.⚡
3⃣Anak pada usia yang aqil baligh akan mencari pelampiasan.
⚡ _bila pada anak lelaki ia akan mudah mempermainkan perempuan dan kelak ketika sudah dewasa akan menjadi sosok suami/ayah yang tidak bertanggungjawab._ ⚡
⚡ _Pada anak perempuan yang kekurangan kasih sayang ayahnya akan mudah menyerahkan dirinya pada pelukan banyak lelaki karena mencari kasih sayang ayahnya yang tidak didapatnya sewaktu kecil._ ⚡
© *The five
Kelas Bunda Sayang 11
Langkah awal sebagai cara kenalkan organ reproduksi pada anak dengan melakukan hal-hal berikut :
1. Ajak si kecil mengenali bagian-bagian tubuhnya
Pendidikan seks awal ini bisa dimulai dengan mengenali diri sendiri, termasuk organ-organ vitalnya. Berikan pengertian pada si kecil, bahwa dia harus merawat, membersihkan, dan menjaga tubuhnya dengan baik. Sebab, tubuhnya merupakan karunia paling berharga dari Tuhan. Selain itu, jelaskan pula fungsi setiap bagian tubuhnya secara sederhana.
Dr. Inneke Limuria mengingatkan pula agar orangtua untuk menyebut nama organ genital sesuai dengan namanya, tanpa perlu menggantinya dengan sebutan lain. Konsultan kesehatan mental dan psikologi forensik anak dan dewasa ini menjelaskan, bahwa hal ini justru akan membuat anak 'terbiasa', hingga tak membuatnya penasaran secara berlebihan pada akhirnya. Anda dapat melakukan hal ini saat memandikan si kecil.
2. Tanamkan pentingnya menjaga tubuh.
Berikan pengertian kepada si kecil dengan bahasa yang sederhana, bahwa organ genital tidak boleh dipertontonkan ataupun disentuh oleh orang lain, selain orangtuanya saat mandi atau dibersihkan. Beritahukan pula bahwa hanya mereka yang bisa menjaga tubuh mereka sendiri agar selalu sehat, bersih dan terjaga. Hal ini akan menanamkan pemikiran pada si kecil untuk tidak sembarangan percaya pada orang selain keluarga untuk memperlihatkan organ vitalnya.
3. Bangun kebiasaan positif
Cara yang ketiga adalah, Anda harus mengajari si kecil kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya positif, seperti tidak berganti baju di tempat umum atau terbuka dan tidak pipis di sembarang tempat. Jika Anda melihat si kecil memainkan alat kelaminnya, Anda tidak perlu seketika itu juga menyuruhnya berhenti melakukan hal tersebut. Faktanya, memainkan alat kelamin adalah fase normal dalam proses perkembangan diri si kecil, sehingga Anda tidak pelu terlalu panik. Sebaliknya, Anda harus menyikapi hal ini dengan tenang dan cobalah alihkan perhatiannya setiap kali dia bermain dengan organ vital. Lama kelamaan, si kecil tentunya akan lupa kebiasaan ini dengan sendirinya.
4. Biasakan anak berpakaian sesuai identitasnya
Dewasa ini, banyak orangtua yang justru lalai dalam memperhatikan cara berpakaian dan berdandan anak. Tidak jarang terlihat beberapa orangtua membiarkan anak perempuannya berambut cepak layaknya cowok, atau mendandani anak lelakinya dengan stylerambut panjang sebahu.Jika hal ini dibiarkan berlangsung dalam waktu lama, anak bisa-bisa mengalami kebingungan akan identitas seksualnya, lho!
Sebenarnya, tidak apa-apa jika Anda bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis gaya berbusana. Namun, tetap perhatikan norma dan batasan sopan santun penampilan sesuai jenis kelamin si kecil, ya. Kenalkan berbagai jenis busana, mana yang untuk anak perempuan dan mana yang untuk anak laki-laki. Hal ini akan bisa membuat mereka mengerti, perbedaan mendasar antara-gender. Hal ini penting untuk mendukung perilaku yang berdasar pada norma etika dan moral.
5. Jangan membuatnya malu dengan hal-hal yang tak sepantasnya.
Bunda, seingkali tingkah si kecil yang menggemaskan membuat kita ingin memamerkannya pada orang lain. Caranya bermacam-macam, mulai dari sebatas menceritakannya pada kerabat hingga memotretnya lalu mengunggah foto tersebut ke media sosial. Sebenarnya, mengunggah foto merupakan hal yang wajar. Hanya saja, perlu Anda sadari bahwa tentu ada foto-foto si kecil yang tidak pantas untuk dipublikasikan ke umum. Misalnya, foto saat anak mandi, foto saat telanjang, atau foto konyol saat anak tidur. Nah, dengan tidak memajang foto-foto tersebut di album sosial media, otomatis Anda juga membiasakannya untuk tidak memamerkan hal-hal yang tidak seharusnya dipamerkan.
Menurut ust Harry Santosa, anak lelaki yang suplai “feminitas” dari ibu berlebihan sementara suplai maskulinitas dari ayah berkurangan, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitasnya yaitu menjadi “melambai” atau cenderung “homo” atau setidakmya kurang kejantanannya.
Anak perempuan yang berkekurangan suplai “feminitas”dari ibu, sementara berkelebihan dalam suplai “maskulinitas” dari ayah, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitas yaitu menjadi tomboy atau cenderung lesbi atau setidaknya kurang kelembutan seorang perempuan.
Setidaknya, kurangnya suplai ayah dan suplai ibu secara seimbang sesuai gendernya di masa anak sejak usia 0-14 tahun, akan berdampak buruk pada fitrah seksualitasnya ketika dewasa.
Dari sini, berarti tomboy itu termasuk penyimpangan fitrah seksualitas yg perlu segera dikembalikan kpd yg seharusnya.
Sumber Referensi
1. Zulia Ilmawati, Psikolog Pemerhati Masalah Anak dan Remaja dalam tulisannya Pendidikan Seks Untuk Anak-anak.
2. http://suarajakarta.co/ lifestyle/mendidik-anak- sesuai-fase-dan-fitrah- seksualnya/
3. http://www.ummi-online.com/ membangkitkan-fitrah- seksualitas-pada-anak-bagian- 1.h
4. http://www.ummi-online.com/ membangkitkan-fitrah- seksualitas-pada-anak-bagian- 2
5. https://iinchurinin.wordpress. com/2017/10/21/fitrah- seksualitas-anak-bu-elly- risman/
6. https://iwaza.wordpress.com/ 2017/03/31/mendidik-fitrah- keimanan-dan-bakat-anak/
7. Buku Prophetic parenting, Dr Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
8. Diskusi hangat tim The Five star
Pendidikan seks dapat ditanamkan orang tua dengan mengajak anak berdiskusi sederhana dan menyenangkan. Menjawab pertanyaan anak dengan lemah lembut. Menjelaskan fakta-fakta yang terjadi dilapangan dengan bahasa yang tidak vulgar dan tidak terkesan menakut-nakuti anak.
Orang tua juga harus banyak mempelajari hal-hal terkait tentang pendidikan seks terhadap anak. Karena, semakin berkembangnya zaman pemikiran anak akan semakin bertambah dan anak akan semakin kritis mempertanyakan hal-hal yang tidak dimengerti olehnya. Penting bagi orang tua untuk banyak membaca atau mengikuti forum diskusi seputar pendidikan seks untuk anak usia dini dari pakar yang berkompeten dibidangnya.
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Diskusi malam ini disampaikan oleh kelompok 5 "The Five Star".
Insya Allah kita semua sepakat ya Bunda, bahwa Fitrah adalah kondisi yang Allah SWT berikan sejak kita lahir. Dan semua anak membawa fitrah yang baik.
Kemudian, di zaman now ini kita semua melihat buanyaaaakkk sekali tantangan di luar sana yang dihadapi anak-anak kita. Mulai dari perilaku penyimpang yang dilakukan sebagian orang secara terang-terangan, juga gempuran tayangan dari media-media yang sepertinya sudah sangat masif sekali , astaghfirullah.
Akankah kita sebagai orangtua hanya berdiam diri??
Atau sekedar waspada saja dirasa sudah cukup??
Atau malah..kepikiran untuk mensterilkan anak-anak kita dari lingkungan dan pergaulannya??
Sepertinya tidak bisa ya Bunda, karena anak2 sebagai mana kita orang dewasa, adalah makhluk sosial. Tidak bisa terisolasi sendirian.
Maka disinilah peran kita sebagai orang tua zaman now, untuk bisa menguatkan imunitas pada diri anak-anak kita. Yaitu dengan cara membangkitkan serta menguatkan pondasi fitrahnya, khususnya Fitrah Seksualitas ini.
Karena apa??
Karena anak-anak kita adalah calon penerus peradaban.
Membangkitkan Fitrah Seksualitas Pra Latih 0-7 Tahun
Peran Orangtua dalam membangkitkan fitrah seksualitas pra latih :
1⃣Dekat dengan ibu 0-2 tahun
2⃣Dekat dengan ayah Dan bunda 3-6 tahun. paham perbedaan laki-laki Dan perempuan.
3⃣Kenalkan organ tubuh ketika mandi dan bersuci.
4⃣Jelas pembagian peran di rumah antara ayah dan bunda.
5⃣Mengenalkan batas aurat laki-laki Dan perempuan.
6⃣Melatih tidur sendiri.
7⃣Menjaga hubungan suami istri di depan anak2.
Membangkitkan Fitrah Seksualitas Usia 7-14 (Pre Akil Baligh)
1⃣Laki-laki didekatkan dengan ayah, perempuan didekatkan dengan ibu.
2⃣Dikenalkan dengan batasan aurot laki2 dan perempuan Dan rasa malu.
3⃣Tidur terpisah dengan orangtua.
4⃣Melatih peran sebagai laki-laki dan perempuan.
5⃣Dilatih untuk mengerjakan pekerjaan di rumah.
6⃣Diberikan pemahaman tentang _pubertas_ (haidh dan mimpi basah) .
7⃣Menanamkan jiwa _maskulinitas_ pada anak lelaki, Dan _feminitas_ pada anak perempuan.
8⃣Dikenalkan dengan fungsi organ seksual _(sex education)_.
9⃣Orangtua harus kenal dengan siapa mereka bergaul.
© *The five*
Dampak Yang Timbul Bila Fitrah Seksualitas Tidak Dibangkitkan
1⃣ *Anak bingung pada identitas gendernya.*
2⃣ *Anak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya*
3⃣Anak pada usia yang aqil baligh akan mencari pelampiasan.
⚡ _bila pada anak lelaki ia akan mudah mempermainkan perempuan dan kelak ketika sudah dewasa akan menjadi sosok suami/ayah yang tidak bertanggungjawab._ ⚡
⚡ _Pada anak perempuan yang kekurangan kasih sayang ayahnya akan mudah menyerahkan dirinya pada pelukan banyak lelaki karena mencari kasih sayang ayahnya yang tidak didapatnya sewaktu kecil._ ⚡
© *The five
Kelas Bunda Sayang 11
Langkah awal sebagai cara kenalkan organ reproduksi pada anak dengan melakukan hal-hal berikut :
1. Ajak si kecil mengenali bagian-bagian tubuhnya
Pendidikan seks awal ini bisa dimulai dengan mengenali diri sendiri, termasuk organ-organ vitalnya. Berikan pengertian pada si kecil, bahwa dia harus merawat, membersihkan, dan menjaga tubuhnya dengan baik. Sebab, tubuhnya merupakan karunia paling berharga dari Tuhan. Selain itu, jelaskan pula fungsi setiap bagian tubuhnya secara sederhana.
Dr. Inneke Limuria mengingatkan pula agar orangtua untuk menyebut nama organ genital sesuai dengan namanya, tanpa perlu menggantinya dengan sebutan lain. Konsultan kesehatan mental dan psikologi forensik anak dan dewasa ini menjelaskan, bahwa hal ini justru akan membuat anak 'terbiasa', hingga tak membuatnya penasaran secara berlebihan pada akhirnya. Anda dapat melakukan hal ini saat memandikan si kecil.
2. Tanamkan pentingnya menjaga tubuh.
Berikan pengertian kepada si kecil dengan bahasa yang sederhana, bahwa organ genital tidak boleh dipertontonkan ataupun disentuh oleh orang lain, selain orangtuanya saat mandi atau dibersihkan. Beritahukan pula bahwa hanya mereka yang bisa menjaga tubuh mereka sendiri agar selalu sehat, bersih dan terjaga. Hal ini akan menanamkan pemikiran pada si kecil untuk tidak sembarangan percaya pada orang selain keluarga untuk memperlihatkan organ vitalnya.
3. Bangun kebiasaan positif
Cara yang ketiga adalah, Anda harus mengajari si kecil kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya positif, seperti tidak berganti baju di tempat umum atau terbuka dan tidak pipis di sembarang tempat. Jika Anda melihat si kecil memainkan alat kelaminnya, Anda tidak perlu seketika itu juga menyuruhnya berhenti melakukan hal tersebut. Faktanya, memainkan alat kelamin adalah fase normal dalam proses perkembangan diri si kecil, sehingga Anda tidak pelu terlalu panik. Sebaliknya, Anda harus menyikapi hal ini dengan tenang dan cobalah alihkan perhatiannya setiap kali dia bermain dengan organ vital. Lama kelamaan, si kecil tentunya akan lupa kebiasaan ini dengan sendirinya.
4. Biasakan anak berpakaian sesuai identitasnya
Dewasa ini, banyak orangtua yang justru lalai dalam memperhatikan cara berpakaian dan berdandan anak. Tidak jarang terlihat beberapa orangtua membiarkan anak perempuannya berambut cepak layaknya cowok, atau mendandani anak lelakinya dengan stylerambut panjang sebahu.Jika hal ini dibiarkan berlangsung dalam waktu lama, anak bisa-bisa mengalami kebingungan akan identitas seksualnya, lho!
Sebenarnya, tidak apa-apa jika Anda bertujuan untuk mengenalkan berbagai jenis gaya berbusana. Namun, tetap perhatikan norma dan batasan sopan santun penampilan sesuai jenis kelamin si kecil, ya. Kenalkan berbagai jenis busana, mana yang untuk anak perempuan dan mana yang untuk anak laki-laki. Hal ini akan bisa membuat mereka mengerti, perbedaan mendasar antara-gender. Hal ini penting untuk mendukung perilaku yang berdasar pada norma etika dan moral.
5. Jangan membuatnya malu dengan hal-hal yang tak sepantasnya.
Bunda, seingkali tingkah si kecil yang menggemaskan membuat kita ingin memamerkannya pada orang lain. Caranya bermacam-macam, mulai dari sebatas menceritakannya pada kerabat hingga memotretnya lalu mengunggah foto tersebut ke media sosial. Sebenarnya, mengunggah foto merupakan hal yang wajar. Hanya saja, perlu Anda sadari bahwa tentu ada foto-foto si kecil yang tidak pantas untuk dipublikasikan ke umum. Misalnya, foto saat anak mandi, foto saat telanjang, atau foto konyol saat anak tidur. Nah, dengan tidak memajang foto-foto tersebut di album sosial media, otomatis Anda juga membiasakannya untuk tidak memamerkan hal-hal yang tidak seharusnya dipamerkan.
Menurut ust Harry Santosa, anak lelaki yang suplai “feminitas” dari ibu berlebihan sementara suplai maskulinitas dari ayah berkurangan, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitasnya yaitu menjadi “melambai” atau cenderung “homo” atau setidakmya kurang kejantanannya.
Anak perempuan yang berkekurangan suplai “feminitas”dari ibu, sementara berkelebihan dalam suplai “maskulinitas” dari ayah, akan mengalami penyimpangan fitrah seksualitas yaitu menjadi tomboy atau cenderung lesbi atau setidaknya kurang kelembutan seorang perempuan.
Setidaknya, kurangnya suplai ayah dan suplai ibu secara seimbang sesuai gendernya di masa anak sejak usia 0-14 tahun, akan berdampak buruk pada fitrah seksualitasnya ketika dewasa.
Dari sini, berarti tomboy itu termasuk penyimpangan fitrah seksualitas yg perlu segera dikembalikan kpd yg seharusnya.
Sumber Referensi
1. Zulia Ilmawati, Psikolog Pemerhati Masalah Anak dan Remaja dalam tulisannya Pendidikan Seks Untuk Anak-anak.
2. http://suarajakarta.co/
3. http://www.ummi-online.com/
4. http://www.ummi-online.com/
5. https://iinchurinin.wordpress.
6. https://iwaza.wordpress.com/
7. Buku Prophetic parenting, Dr Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid
8. Diskusi hangat tim The Five star
Pendidikan seks dapat ditanamkan orang tua dengan mengajak anak berdiskusi sederhana dan menyenangkan. Menjawab pertanyaan anak dengan lemah lembut. Menjelaskan fakta-fakta yang terjadi dilapangan dengan bahasa yang tidak vulgar dan tidak terkesan menakut-nakuti anak.
Orang tua juga harus banyak mempelajari hal-hal terkait tentang pendidikan seks terhadap anak. Karena, semakin berkembangnya zaman pemikiran anak akan semakin bertambah dan anak akan semakin kritis mempertanyakan hal-hal yang tidak dimengerti olehnya. Penting bagi orang tua untuk banyak membaca atau mengikuti forum diskusi seputar pendidikan seks untuk anak usia dini dari pakar yang berkompeten dibidangnya.
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Comments
Post a Comment