Review Diskusi
KELOMPOK 4 = EMPAT-i
TEMA : PERAN IBU SEBAGAI TEMAN BELAJAR AYAH DALAM MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS
Ada banyak sekali pakar parenting di Indonesia. Dengan berbagai ilmu, penelitian, dan pendekatan mereka memaparkan kondisi anak-anak kita. Salah satu pakar parenting yg aktif menyoroti problematika anak terutama seksualitas adalah Elly Risman.
Jika teman-teman pernah mengikuti seminar beliau, banyak sekali data-data yang terungkap terkait dengan masalah seksualitas dan penyebab dari itu.
Ibu Elly Risman menjelaskan bahwa awal mula dari masalah seksual dan penyebab disorientasi seksual zaman now adalah absennya orang tua pada kehidupan anak. Anak-anak yang BLAST (Bored, Lonely, Angry/Anxious, Stressed, Tired) akhirnya mencari pencarian kasih sayang dan hiburan di luar orang tua dan keluarganya. Bibit masalah pun dimulai, anak-anak menjadi penasaran dengan berbagai hal menjurus ke pornografi dan mencari atau menikmati informasi dari berbagai media tanpa pengawasan.
Selain virus BLAST, yang memicu anak kurang paham tentang fitrah seksualitas adalah absennya ayah pada proses pengasuhan di rumah. Ketika anak-anak tidak terekspose pada figur orang tua yang seimbang, contohnya, hanya ibu saja yg mendampingi anak, bapak sibuk di luar dan tidak membersamai keluarga, maka anak akan kehilangan kesempatan meneladani dan belajar dari sosok ayah.
Senada dengan Elly Risman, Ust Harry Santosa mengungkapkan bahwa salah satunya penyebab yang membuat anak-anak kurang melek terhadap fitrah seksualitas, lagi-lagi terletak pada peran orang tua dalam membersamai anak. Sejauh mana orang tua masuk dalam kehidupan anak sejauh itu pula level kelekatan dan kedekatan anak pada orang tua.
Analoginya mungkin seperti ini, pernah melihat jarum suntik? Atau merasakan disuntik? Jika jarum yang masuk hanya setengah otomatis tidak menjadi obat dan hanya rasa sakit yang ditinggalkan. Lain halnya jika jarum disuntikkan hingga mengalirkan obatnya, sakit memang, tp penyakit bisa sembuh.
Begitu pula dengan masalah seksualitas, jika orang tua membersamai sejak dini dan mengenalkan apa itu fitrah seksualitas, jika ibu mengedukasi anak ttg ini sejak fase awal dan bapak ikut mendampingi di fase berikutnya, masalah seksualitas akan menjauh dengan sendirinya karena keterlibatan orang tua.
....kasus pacaran apakah bisa dikategorikan kehilangan figur ayah hingga mencari kasih sayang dari luar.
Meski banyak faktor... Tapi utama iya ini... Mereka baik anak perempuan dan laki2 kehilangan figur ayahnya dan ibunya, Kenapa karena tidak terbangun komunikasi dan kedekatan?
Komunikasi dan kedekatan yamg seperti apa? Utamanya tentang pembelajaran seksualitasnya. Mereka ga tahu atau tidak pernah diajarkan kondisi fisik dan fase remaja seperti perubahan fisik tubuh mereka, jaringan organ, sel2 hormon2 serta fase2 hasrat dan pengontrol hasrat dan rangsangan2 tubunya ini yang sangan penting wajib di buka diskusi PENTING antara anak dan ortu.
Kedua jelas bahwa remaja sangat membutuhkan teman maka teman yang utama adalah kedua orangtuanya... Supaya anak tidak mencari "teman" lainnya...
Selain kasus pacaran kisah nyata yang tidak menghadikan sosok dan peran seorang ayah, memang ada ibu
hebat yang sanggup membesarkan anak hebat seorang diri. Sebutlah Bunda
Hajar, Ibunda Ismail AS. Sang ayah terpisah jauh namun begitu beliau
datang dan meminta anaknya untuk disembelih, sang anak bisa ikhlas luar
biasa. Kok bisa ya? Kita harus menelaah bagaimana Bunda Hajar mengasuh
dan mendidik Ismail AS? Sayangnya sedikit sekali informasi mengenai ini. Sementara sosok yang kita kenal, Muhammad SAW, dibesarkan tanpa ayah, namun dikelilingi oleh para lelaki hebat pemimpin kaumnya.
Hal yang mencenangkan terjadi di Jepang. Mengenai seorang pria yang tidak membutuhkan seorang wanita. Jepang saat ini di ambang kepunahan karena para pemudanya tidak punya minat untuk melakukan hubungan seksual dengan perempuan. Mereka lebih menyukai boneka, hewan, atau aplikasi smartphone. Mereka tak tahu bagaimana caranya berlaku sebagai lelaki sejati dan tak tahu juga bagaimana memperlakukan perempuan. Hingga akhirnya memilih menghindari perempuan. Mereka dikenal sebagai kaum herbivora.
Generasi sebelumnya, generasi ayah mereka terkenal sebagai pekerja keras. Pekerja Jepang sudah terkenal bekerja hingga 100 jam. Keluarga 100% diurua oleh para ibu. Anak-anak lelaki jelas kurang berinteraksi dengan ayah mereka. Para ayah bahkan terkadang tidur di kantor karena lembur. Memang, dampaknya tak terlihat nyata ketika menjadi kasus individual. Kurangnya kehadiran ayah berhubungan dengan angka kejadian LGBT. Makin panjang durasi ketidakhadiran, makin besar pula kemungkinan LGBT. Sementara, jika ini terjadi dalam skala populasi, maka kondisi yang terjadi di Jepang saat ini sangat perlu diantisipasi.
Raise your child raise your self. Maka bangun diskusi untuk sama2 me cari jawabannya. Lewat referensi apa saja. Jadi nambah ilmu dan pengetahuan kan bahwa reproduksi manusia dan binatang berbeda tahu bedanya dan tahu kenapa dirinya di Ciptakan.
Peran dan konsep ayah yang KUAT...bisa kita lihat dari pak Dodik ke bu Septi...
Lihat deh contoh...
Apakah pak dodik tidak memiliki peran?!...
Kan jelas pak Dodik adalah konseptor..Dan bu Septi sang ibu adalah pelaksana yaitu manajer lapangan...Sebagai pelaksana atau manajer lapangan wajar sekali jika ibu yang terkesan "repot" dari awal..Tapi bapak ga diam saja toh....Bapak menyiapkan segala sesuatunya... Menyiapkan sang ibu menjadi pelaksana dan manajer lapangan... Menyiapkan kurikulum keluarga... Menyiapkan fasilitas... Mengambil keputusan...Mengevaluasi hasil kerja sang ibu pelaksana manajer keluarga...Jelas lebih berat dan lebih banyak tugas sang bapak bukan.
Lihat deh contoh...
Apakah pak dodik tidak memiliki peran?!...
Kan jelas pak Dodik adalah konseptor..Dan bu Septi sang ibu adalah pelaksana yaitu manajer lapangan...Sebagai pelaksana atau manajer lapangan wajar sekali jika ibu yang terkesan "repot" dari awal..Tapi bapak ga diam saja toh....Bapak menyiapkan segala sesuatunya... Menyiapkan sang ibu menjadi pelaksana dan manajer lapangan... Menyiapkan kurikulum keluarga... Menyiapkan fasilitas... Mengambil keputusan...Mengevaluasi hasil kerja sang ibu pelaksana manajer keluarga...Jelas lebih berat dan lebih banyak tugas sang bapak bukan.
Ibarat
seperti mengemudikan sebuah pesawat. Ayah berperan sebagai pilot, dan
ibu adalah co-pilotnya. Anak2 merupakan penumpang yang dititipkan Tuhan
untuk kita hantarkan sampai tujuannya. Apa? Menjadi khalifah-Nya. Pilot
dan co-pilot harus bersinergi dalam kerjasama membaca navigasi beserta
sistem kemudinya (arah tujuan keluarga masing2). Mendampingi ayah
sebagai teman belajar ayah dalam membangkitkan fitrah seksualitas salah
satu bagian dari sistem kemudi tersebut. Bagaimana anak2 tumbuh,
berkembang dan belajar mengenai seksualitas sangat membutuhkan peran yabg
seimbang dari ibu dan ayahnya. Belajar dari banyak kasus2 yang
terjadi seperti "hilangnya figur ayah", dapat menjadi pelajaran bagi
kita untuk membuat atau mengembalikan pengetahuan fitrah seksualitas
seorang anak. Percayalah bunda.. Tuhan Tak Pernah Salah Memilih
pundak amanah untuk kita sebagai orang tua. Mendidik mereka menjadi
manusia yang bermartabat dan bermanfaat bagi umat. Insha Allah.
Sumber Materi:
1. https://sofianaindraswari.com/
2 . https://www.mommee.org/kuliah-
3. Fitrah Based Education, ver 3.0 Harry Santosa, penerbit Yayasan Cahaya Mutiara Timur, cetakan ketiga 31 Maret 2017
4.https://ceritaleila.
5. Fitrah Seksualitas & Fitrah Estetika Anak
Harry Santosa – Millenial Learning Center
6. Hasil Diskusi Kelompok Empat-i
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Comments
Post a Comment