Review Diskusi
KELOMPOK 1 = ONE ELEVEN
TEMA : KONSEP DIRI GENDER PADA ANAK USIA PRA LATIH 0-7 TAHUN
Setelah cukup lama vakum nulis blog, terakhir ikut tantangan bunsay level 5 saat materi bunga literasi. Dihadapkan dengan perasaan bimbang diantara nyerah aja dan ikut remed bunsay, atau tetap lanjut meski ya pasti akan ikut remed juga. Tapi angin segar membawa wangsit untuk saya ikut tantangan Level 11 Kelas Bunda Sayang IIP ini. Berbeda dari tantangan sebelumnya, fasilitator tidak memberikan materi namun peserta langsung memilih kelompok untuk berdiskusi. TEMA BESARNYA adala Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak.
Seiap kelompok beranggotakan 10 orang. Kemudian bergantian
mempresentasikan hasil pencarian dan diskusi internal kelompok, untuk
kemudian didiskusikan bersama dalam grup kordi. Tugas individunya adalah membuat review hasil diskusi dalam grup. Berikut adalah review KELOMPOK ONE ELEVEN.
Fase perkembangan merupakan fase setiap anak mengalami perubahan. Baik secara biologis dan sosial. Masing-masing anak mempunyai masa
perkembangan yang berlainan, namun secara umum ternyata terdapat
tanda-tanda perkembangan yang hampir sama. Dengan adanya pembagian fase-fase ini tidak
berarti bahwa antara fase yang satu terpisah dengan yang lain namun ini
hanya sekedar memudahkan pemahaman dan pembahasan mengenai perkembangan
anak. Tahap tahap perkembangan manusia memiliki fase yang cukup panjang.
Untuk tujuan pengorganisasian dan pemahaman, kita umumnya menggambarkan
perkembangan dalam pengertian periode atau fase perkembangan.
Perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur. Sedangkan pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain berbeda. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Setiap anak lahir dengan fitrahnya masing-masing. Tugas orangtua adalah membangkitkan fitrah yang dimiliki anak, agar fitrah-fitrah tersebut mampu berkembang optimal. Pendidikan fitrah seksualitas ini bertujua untuk membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya. Anak bisa memahami bahwa dia itu laki-laki ataupun perempuan. Anak sudah harus bisa memastikan identitas seksualnya sejak berusia tiga tahun. Orangtua mengenalkan organ seksual yang dimiliki oleh anak. Ada baiknya dikenalkan dengan nama ilmiahnya, misalnya vagina pada perempuan atau penis pada laki-laki. Mengapa harus nama ilmiah? Ini menghindarkan pada pentabuan. Selama ini pembicaraan seputar seksuitas dianggap tabu oleh masyarakat. Karena penjelasannya seringkali tidak secara ilmiah. Hal yang tabu ini bisa mendorong anak untuk mencari-cari secara sembunyi-sembunyi. Dan ini pada akhirnya akan memulai datangnya masalah penyimpangan seksual pada anak. Orangtua harus menjadi pihak pertama yang secara jujur dan terbuka dalam menyampaikan hal yang berkaitan dengan organ seksual anak. Sehingga anak akan mampu dengan jelas memahami identitas seksualnya.
Kemudian anak dapat mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya. Diharapkan setiap anak mampu menempatkan dirinya sesuai peran seksualitasnya. Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak. Sehingga anak akan mampu dengan tegas menyatakan "saya laki-laki" atau "saya perempuan". Pengenalan konsep diri perlu dilatihkan bagi anak-anak sejak usia dini. Konsep diri kuat, peran jelas, perilaku akan terarah sesuai dengan identitas fitrah diri anak.
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#MembangkitkanFitrahSeksualitasAnak
Comments
Post a Comment