Skip to main content

#112 Gaya Belajar Day 04 Bunda Sayang IIP



Hari ke empat mengamati gaya belajar diri sendiri dan suami. Pagi ini saya bediskusi dengan suami yang sedang bekerja di Papua membahas tentang rencana cuti yang di majukan. Rencana awal cuti tanggal 5 Mei 2017 menjadi 30 April 2017. Penyebabnya tak lain adalah kemungkinan HPL saya yang maju menjadi awal Mei. Gaya belajar dalam situasi seperti ini bisa di eksplorasi dan di improvisasi. Jika saya amati dari pola pertanyaan dan ciri-ciri suatu gaya belajar, entah itu visual, auditory maupun kinestetik. Bisa jadi setiap manusia mengalami gaya belajar ketiganya. Namun yang membedakan adalah lebih dominan mana dari ketiga gaya belajar tersebut.

Seperti saya dan suami, meski kami dominan kinestetik. Tetapi kami juga bisa menyesuaikan gaya belajar visual dan auditory. Tanpa membaca dan melihat tulisan atau gambar kami juga akan kesulitan memahami suatu ilmu. Begitu juga tanpa mendengarkan suara/musik, atau mengemukakan pendapat dengan kata-kata (verbal). Jadi saya dan suami menyesuaikan gaya belajar dengan melihat konten dan kondisi saat belajar. 

Jika belajar dengan gaya auditory, berikut ciri-cirinya :

1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
3. Cenderung banyak omong
4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/ menulis
6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll

Dari poin ciri-ciri di atas, saya dan suami juga memiliki beberapa kesamaan...
Kurang cakap dalam tugas mengarang/menulis, hal ini saya alami saat masih duduk di bangku sekolah. Jika di suruh memilih menulis atau bercerita, saya akan memilih untuk bercerita secara langsung. Namun memasuki masa kuliah, saya lebih suka untuk menulis. Karena menurut saya dengan menulis, saya bisa mengungkapkan hal-hal yang ingin saya tulis secara jujur dan detail. 

#TantanganHari4
#Tantangan10Hari
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP

Comments

Popular posts from this blog

#38 UII Golden (Global Student)

“Tomorrow, it might be your story” UII Golden  atau UII Global Student merupakan sebuah komunitas yang memberi peluang bagi para mahasiswa UII untuk mendapatkan pengalaman global sekaligus merasakan atmosfir akademis pergaulan mahasiswa internasional. Komunitas ini dirintis oleh International Program (IP) UII, lewat IP Promo Team, salah satu Divisi International Student’s Office. Komunitas ini mengajak para mahasiswa tersebut untuk berbagi pengalaman dan mendorong mahasiswa UII lainnya agar mengikuti langkah teman-teman yang sudah terlebih dahulu mempunyai pengalaman global.  Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh anggota komunitas ini. Khususnya ilmu dan berbagi pengalaman belajar di luar negeri.  We embrace you to create your own experiences overseas.  # GOGLOBAL Kunjungi website  uiigolden.org  dan follow twitternya  www.twitter.com/uii_golden  

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#18 Exchange with AIESEC (part 2)

Untuk menjadi EP AIESEC UGM ada beberapa tahap yang harus saya lalui. Diantaranya : 1. Saya mengisi Formulir dan melengkapi persyaratan administrative  ( motivation letter , CV, Pas photo, surat izin dari Orang tua dan membayar fee pendaftaran). 2. FGD ( Forum Group Discussion )... Dalam proses FGD kami para calon EP dibentuk menjadi beberapa grup terdiri dari 6-7 tiap grupnya. Kami diberikan contoh suatu kasus dan mendiskusikannya dengan berbahasa Inggris dalam menyelesaikan kasus tersebut bersamaan waktu yang terbatas. 3. Setelah pengumuman seleksi FGD, calon EP yang lolos masuk ke tahap interview alias wawancara dengan LC ( Local Comittee ). Dengan diajukan beberapa pertanyaan tentang kepribadian, pengalaman, contoh kasus, dan bakat minat kebudayaan. 4. If you can make it through all three stages of the above then you are entitled to be the real EP! Congratulation. But...... jalan masih panjang sob. Berhasil melalui tahap administratif, FGD dan interview ...