Game level dua Bunda Sayang dengan materi Melatih Kemandirian dimulai dari tanggal 01 - 11 Maret 2017. Saya pun ikut menyelipkan sebuah tantangan one week one skill sambil tetap konsisten untuk menulis selama 10 hari berturut-turut. Mungkin karena saya masih dalam kondisi hamil, saya belum merasakan repot mengurus bayi seperti yang dikatakan banyak orang. Sehingga saya masih mempunyai banyak waktu luang untuk menulis blog tentang pembelajaran "Melatih Kemandirian".
Di hari pertama saya menulis game level dua ini, saya ingin melatih kemandirian" dan menantang diri sendiri menjadi lebih aktif dan produktif meski dalam kondisi hamil tua dan jauh dari suami. Saat saya menyimak materi tentang tantangan Bunda Sayang level 2 yakni MELATIH KEMANDIRIAN, saya sempat berdiskusi dengan suami untuk melatih kemandirian di bidang memasak, merawat diri, membersihkan rumah, dan mempersiapkan kelahiran. Kemudian hari-hari selanjutnya kegiatan saya diisi dengan senam hamil dan jika ada keperluan semua saya lakukan sendiri dengan mengendarai sepeda motor.
Ketika ada aktivitas di luar jadwal pun, seperti menjenguk teman melahirkan, menghadiri pernikahan, mengunjungi orang tua, menjenguk orang sakit juga saya lakukan sendiri tanpa minta di antar oleh keluarga. Kemandirian lain dalam merawat diri dengan olahraga jalan pagi, dan belajar memasak. Saya melatih diri untuk tetap berusaha mandiri meski sempat sakit. Akhirnya hampir sebulan ini, saya bisa menantang diri saya untuk mandiri berolahraga dan mencoba memasak menu masakan baru. Namun bagaimanapun kondisinya saa saya beraktivitas, saya tetap memperhatikan kondisi badan dan pikiran agar tetap tenang sekaligus melatih mengelola emosi yang kadang naik turun.
Aliran rasa yang saya alami setelah menjalankan tantangan game level dua tentang Melatih Kemandirian adalah sebagai berikut :
1. Apapun kegiatan istri, harus dengan izin dan sepengetahuan suami. Alhamdulilah suami selalu mengizinkan aktivitas yang saya jalani setiap harinya. Namun mengingat saya sudah memasuki kehamilan tri semester ketiga, suami sempat khawatir dan meminta saya untuk tetap berhati-hati menjaga kondisi kesehatan. Dukungan dan kepercayaan suami sangatlah penting karena menjadi penyemangat istri untuk membuktikan diri untuk bisa mandiri.
2. Menjaga komunikasi dengan pasangan dan keluarga. Kemandirian diri perlu di diskusikan dengan suami dan keluarga agar mereka percaya bahwa kita mampu menjalani aktivitas tanpa perlu merepotkan dan membuat orang lain khawatir terhadap kita.
3. Bahan refleksi diri setiap harinya, sekiranya benarkah sudah optimal dalam melatih dan menerapkan kemandirian diri? Hal apa saja yang perlu diperbaiki kedepannya?
4. Termotivasi untuk menggali kembali potensi diri yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemandirian yang lain, seperti kemandirian finansial, manajemen waktu, kemandirian anak, dan lainnya.
Semoga kedepannya bisa lebih maksimal dalam menjalankan tantangan game di level berikutnya dengan lebih semangat lagi dan dilakukan demi meningkatkan kapasitas diri tanpa merasa terbebani.
Comments
Post a Comment