Skip to main content

#95 Melatih Kemandirian Day 10



Bunda Sayang Game Level 2 "Melatih Kemandirian"
Ibu Profesional (IIP)

Jumat, 10 Maret 2017 hari ini tepat sepuluh hari tantangan melatih kemandirian level dua Bunda Sayang. Alhamdulillah berkat mengikuti program one week one skill, saya dapat mengelola waktu lebih baik dari sebelumnya. Saya berani untuk menantang diri meningkatkan kemampuan di bidang memasak dan merawat diri. Saya merasa lebih mandiri untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Meski sekarang saya memasuki usia kandungan di tri semester ketiga dimana saya harus ekstra hati-hati menjaga kehamilan saya menjelang persalinan yang di prediksikan dokter pada bulan Mei mendatang. 

Semalam saya mendapat undangan gathering Panitia Penyelenggara Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota tingkat kecamatan. Saya bersama rekan-rekan PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dan juga PPS (Penyelenggara Pemungutan Suara) di tingkat desa berkumpul bersama pasca kegiatan pemilu daerah serentak pada 15 Februari 2017 yang lalu. Di sebuah kafe, kami ber-23 orang membaur dalam kebersamaan dan sharing sedikit tentang pikada kemarin. 

Dari pertemuan ini saya belajar tentang mengenal keberagaman karakter masing-masing. Saya dapat menambah pengalaman bekerja profesional yang bisa serius, namun juga bisa santai. Bekerja di ranah sosial dan politik membuat saya flashback dimana saya diambil sumpah janji ketika dilantik menjadi anggota PPK. Di salah satu poin sumpah janji saya adalah menjunjung tinggi kedaulatan negara dan menjunjung tinggi nilai-nila pancasila dan UUD 1945. Saya bersyukur dapat melatih kemandirian di bidang kontribusi sosial dan dapat dikatakan cukup berhasil me-manajemen waktu antara pekerjaan domestik dan publik dengan waktu yang cukup fleksibel. 

Pagi ini saya mulai dengan jalan pagi di halaman depan rumah orang tua kandung saya. Setelah itu saya mebantu menyiapkan sarapan untuk ayah dan keluarga. Menu sarapannya adalah nasi goreng spesial lauk ayam laos. Ketika saya dirumah orang tua saya, kami dibantu oleh asisten rumah tangga (Mak Puah) yang memang masakannya selalu enak. Kesempatan ini saya jadikan waktu belajar dengan Mak Puah. Akhirnya bertambah lagi menu masakan baru yang saya bisa prakek. 

Siang hari setelah sholat jumat, saya menemani ayah, ibu dan adik ayah untuk silaturahmi dengan calon besan (calon mertua kakak perempuan saya) di Semarang. Seperti rencana kami untuk membahas persiapan pernikahan kakak kemarin. Setelah dari rumah calon besan, saya memberitahu suami dan ayah saya bahwa saya ada janji bertemu dengan teman lama saya saat kuliah dan saya meminta diturunkan di pom bensin yang tidak jauh dari rumah calon besan di daerah Banyumanik. Teman saya ini namanya monica, dia juga sedang hamil empat bulan. Kami sudah berjanji untuk bertemu dari seminggu yang lalu. Karena waktu sudah terlalu sore monica menawari saya agar menginap saja di rumahnya. Suaminya sedang dinas di luar kota, dia pun meminta izin suaminya yang berkewarganegaraan Denmark agar saya diperbolehkan menemani monica semalam. 

Suaminya mengizinkan. Saya dan monica banyak sharing tentang pengalaman kami setelah kurang lebih dua tahun lebih tidak bertemu. Kami terakhir bertemu di tahun 2012. Ternyata kini monica sedang merintis usaha catering di Semarang. Dia fokus pada menu makanan diet sehat. Saya pun belajar dari dia tentang kadar gizi dan macam-macam jenis dan bahan makanan yang menyehatkan bagi tubuh. Apalagi penting untuk di konsumsi di kondisi sedang hamil agar calon janin terpenuhi gizinya. 

Lagi-lagi saya refleksi, pengalaman saya bertemu banyak orang saya sambung dengan materi melatih kemandirian. Setiap usaha yang positif biasanya akan selalu memberikan dampak yang baik untuk diri sendiri dan lingkungan. Ilmu baru dapat memotivasi saya menjadi berani praktek lebih mandiri. Contohnya, beraktivitas setiap harinya dengan tetap memperhatikan kondisi badan da pikiran agar sehat juga dapat melatih kemandirian saya. 


Gathering Panitia Penyelenggara Pemilu Daerah Salatiga 2017



Bersama Monica Stafilla, teman project sosial semasa kuliah yang kini merintis usaha katering menu diet sehat di Semarang 


Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...