Skip to main content

#84 Komunikasi Produktif Day 10


Pagi hari ini berbeda dengan pagi-pagi sebelumnya. Untuk pertama kali dalam hidup, suami mengajak jalan-jalan pagi di alun-alun kota Salatiga. Selama hamil biasanya saya hanya jalan-jalan berkeliling kompleks rumah. Percakapan kami berawal dari semalam menjelang tidur.

Suami : "Yank, besok pagi jalan-jalan ke alun-alun ya. Tiga putaran aja biar sehat ibu sama calon dede bayinya sehat. Habis dari jalan-jalan kita makan bubur di kota berdua..eh..bertiga".

Saya : "Beneran yank? Mau..Mau.. Aku belum pernah yank jalan-jalan pagi di alun-alun semenjak kita nikah dan sekarang aku hamil".

Suami : "Ya makanya besok bangun pagi-pagi terus kita sholat habis iti siap-siap baru berangkat". 

Saya : "Iya sayang".  

Pagi pukul 04.30 WIB kami bangun, mandi air hangat, sholat subuh kemudian berangkat pukul 05.30 WIB untuk jalan-jalan pagi sampai pukul 06.30 WIB. Setelah jalan pagi mengitari lapangan Pancasila Salatiga sebanyak tiga kali. Kami sarapa bubur ayam bersama di pusat kota. 

Tampilan suami sebelum potong rambut

Setelah makan bubur ayam, kami pulang ke rumah orang tua suami. Semalam kami tidak jadi menginap di rumah kami berdua karena Ibu mertua sedang di Kudus menemani kakek yang sakit dan dirawat di Rumah Sakit. Sesampai di rumah, saya bersiap-siap untuk rapat koordinasi PPK dan PPS persiapan teknik Pilkada 2017 yang akan diselenggarakan Rabu, 15 Februari 2017. Seperti janji suami sebelumnya, ia bersedia menjadi "tukang ojek" saya selama saya berkegiatan sebagai PPK. Saya pun diantar suami menggunakan sepeda motor ke kecamatan yang jaraknya sekitar 5 menit dari rumah mertua.

Ojek cinta Bumil

Saya rapat pukul 08.30 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Setelah rapat saya dijemput suami. Di perjalanan pulang, saya bilang ke suami agarsuami memotong rambut terlebih dahulu agar terlihat lebih rapi. Karena menurut saya, rambutnya sudah cukup gondrong dan berantakan. Suami pun menuruti permintaan saya. 

Menemani suami potong rambut

Di hari terakhir tantangan 10 hari menerapkan komunikasi produktif, akhirnya saya belajar banyak hal tentang bagaimana caranya menyampaikan suatu informasi kepada pasangan dan pasangan menerima informasi yang saya sampaikan dengan baik dan ditanggapi dengan feedback yang bisa saya terima juga. Saya mencoba untuk kilas balik membaca dan mengingat tulisan tantangan materi bunda sayang di game 10 hari kebelakang. Ternyata terdapat topik bahasan dan rasa yang memang berbeda ketika saya berkomunikasi dengan suami melalui telepon/gadget dengan berbicara dan bertatapan langsung. Saya perlu belajar lagi untuk mengelola emosi dan intonasi saat berbicara dengan pasangan. 

Saling menanggapi saja tidak cukup, tapi perlu untuk saling memahami maksud dan tujuan arah pembicaraan agar saya dan suami sama-sama bisa memutuskan suatu hal dengan kepala dingin, suasana yang nyaman dan tidak semata-mata terbawa perasaan. Di perlukan untuk mempertimbangkan dan sama-sama berpikir secara rasional dan menyesuaikan diri dengan kondisi sesuai realita yang ada.

Saya menjadi paham kaidah I'm responsible for my communication results. Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab saya sebagai pemberi pesan. Jika suami sebagai penerima pesan tidak paham atau salah memahami, bukan salah dia, tetapi saya harus cari cara dan bahasa yang dipahami oleh suami. Baik melalui gadget atau pun bertemu langsung.
Karena tekadang saya merasa kurang puas jika berbicara melalui telepon atau sekedar chatting sehingga pembicaraan kami terkadang mengambang. Dan saya masih mengungkitnya saat bertemu langsung dengan suami. Yang padahal menurut suami itu sudah pernah dibahas dan tidak perlu dibahas lagi. 

Banyak belajar sekali dalam menerapkan ilmu komunikasi produktif ini. Alhamdulillah :)

 

 

Comments

Popular posts from this blog

#38 UII Golden (Global Student)

“Tomorrow, it might be your story” UII Golden  atau UII Global Student merupakan sebuah komunitas yang memberi peluang bagi para mahasiswa UII untuk mendapatkan pengalaman global sekaligus merasakan atmosfir akademis pergaulan mahasiswa internasional. Komunitas ini dirintis oleh International Program (IP) UII, lewat IP Promo Team, salah satu Divisi International Student’s Office. Komunitas ini mengajak para mahasiswa tersebut untuk berbagi pengalaman dan mendorong mahasiswa UII lainnya agar mengikuti langkah teman-teman yang sudah terlebih dahulu mempunyai pengalaman global.  Banyak manfaat yang akan diperoleh oleh anggota komunitas ini. Khususnya ilmu dan berbagi pengalaman belajar di luar negeri.  We embrace you to create your own experiences overseas.  # GOGLOBAL Kunjungi website  uiigolden.org  dan follow twitternya  www.twitter.com/uii_golden  

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#18 Exchange with AIESEC (part 2)

Untuk menjadi EP AIESEC UGM ada beberapa tahap yang harus saya lalui. Diantaranya : 1. Saya mengisi Formulir dan melengkapi persyaratan administrative  ( motivation letter , CV, Pas photo, surat izin dari Orang tua dan membayar fee pendaftaran). 2. FGD ( Forum Group Discussion )... Dalam proses FGD kami para calon EP dibentuk menjadi beberapa grup terdiri dari 6-7 tiap grupnya. Kami diberikan contoh suatu kasus dan mendiskusikannya dengan berbahasa Inggris dalam menyelesaikan kasus tersebut bersamaan waktu yang terbatas. 3. Setelah pengumuman seleksi FGD, calon EP yang lolos masuk ke tahap interview alias wawancara dengan LC ( Local Comittee ). Dengan diajukan beberapa pertanyaan tentang kepribadian, pengalaman, contoh kasus, dan bakat minat kebudayaan. 4. If you can make it through all three stages of the above then you are entitled to be the real EP! Congratulation. But...... jalan masih panjang sob. Berhasil melalui tahap administratif, FGD dan interview ...