Hari yang saya tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kamis, 9 Februari 2017 suami datang dari Papua. Setelah menepuh perjalanan 12 jam (temasuk transit dan delay) saya menjemputnya di Bandara Adi Soemarmo Solo pukul 21.30 WIB. Sebelumnya suami berangkat dari Papua pukul 09.00 WIT dan sampai di Bandara Juanda Surabaya pukul 14.00 WIB. Saat di Surabaya suami menghubungi saya melalui WA Video Call, saya ingin memberi kejutan untuk dia dengan mengatakan saya tidak bisa ikut menjemput karena lelah. Suami sempat terlihat kecewa, namun akhirnya suami bilang tidak apa-apa asal sesampai dirumah ia ingin di sediakan air panas untuk mandi dan teh hangat.
Saya berangkat ke Solo bersama bapak dan ibu mertua bersama adik ipar pukul 18.30 WIB dari Salatiga. Kami mampir untuk makan malam di Boyolali. Kemudian suami memberiahu bahwa penerbangannya mengalami delay. Dua jam menunggu kedatangannya, ia pun datang dan disambut oleh bapak, ibu dan adik kami. Namun dari jauh saya bersembunyi sudah mempersiapkan kejutan dengan membawa kue ulang tahun. Hari itu bukan hari ulang tahunnya, hari ulang tahun suami sudah lewat desember lalu. Karena waktu ia ulang tahun saya belum bertemu, waktu bertemu semalam saya manfaatkan untuk memberikan kejutan untuknya.
Suami terkejut dan tertawa sambil berucap, "Lho kamu disini siapayang nyiapin air panas sama teh buat aku?". Saya jawab, "Tenang, nanti tetap disiapin sayang".
Setelah acara kejutan, kami pulang ke Salatiga. Di sepanjang perjalanan, suami banyak bercerita tentang pengalamannya selama lima bulan ini di Papua. Mulai dari pekerjaan sehari-hari, kursus menyetir untuk mengambil license Internasional, hobi bermain futsal dan isu-isu seputar perusahaan tempat ia bekerja.
Ternyata memang ada perbedaan yang cukup signifikan ketika saya praktik komunikasi produktif melalui media gadget dengan bertemu langsung Saya dapat lebih memahami dua kaidah komunikasi yang tertera di materi komprod bunsay poin 3 dan 4. Kaidah 7-38-55 komunikasi yang terkait dengan perasaan dan
sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7%
memberikan dampak pada hasil komunikasi. Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%). Saya merasakan adanya nilai kesesuaian
kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh kami berdua. Selain itu kaidah Intensity of Eye Contact, saya berkomunikasi dengan menatap mata pasangan dengan lembut, itu benar-benar
memberikan kesan bahwa saya dan suami bisa saling terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi.Memang apa yang suami ceritakan benar-benar bisa membuat saya memposisikan diri di posisi suami.
"Selamat datang suamiku, selamat menikmati masa cuti, selamat ulang tahun dan semoga di waktu kebersamaan ini dapat membuat kita belajar membangun komprod untuk kita berdua, bersama calon anak kita dan keluarga kita menjadi lebih baik".
Comments
Post a Comment