Skip to main content

#80 Komunikasi Produktif Day 6


Akhir pekan ini selain mencoba untuk konsisen menjalin komunikasi produktif dengan suami yang sedang bekerja di tanah rantau, kami juga praktek untuk melakukan kegiatan produktif. Minggu pagi ini 5 Februari 2017, saya dibantu oleh ayah mertua mencari tukang untuk membenahi pipa air yang bocor di rumah saya dan suami. Setelah berdiskusi melalui telepon, suami meminta tolong ayah mertua (yang juga kontraktor) untuk mengecek kebocoran air di rumah kami. Setelah lebih dari dua minggu komplain saya tentang air bocor, akhirnya bisa di eksekusi dengan bantuan dari ayah mertua.

Sudah lima bulan rumah kami tidak ditempati setelah suami kembali ke papua pasca kami menikah. Perumahan ini terbilang masih baru dan kami pun belum memiliki tetangga pada saat awal pindahan di bulan agustus 2016. Kemudian sekarang sudah mulai ada yang menghuni di beberapa rumah satu blok dengan rumah kami. Ada sepetak lahan kosong di halaman belakang rumah,  sebelumnya saya dan suami selalu mencabuti rumput yang ada, karena tidak ada yang merawat kini rumput tumbuh begitu lebat. 

Saya sekalian request untuk dicarikan tukang yang membersihkan halaman belakang rumah agar terlihat lebih bersih dan rapi. Sembari menunggu bapak-bapak benerin pipa dan membersihkan halaman belakang, saya membesihkan rumah bagian dalam. Mulai dari kamar tidur utama, kamar mushola yang merangkap sebagai gudang sementara sampai ruang tengah. Seharian kami bergotong royong untuk membersihkan rumah. Dan akhirnya semua dapat terselesaikan dengan baik. 

Ada momen yang teringat setiap saya mengunjungi rumah saya dan suami. Dimana seminggu setelah kami menikah, kami pindah di rumah mungil ini. Selama sebulan saya menjalani peran baru sebagai seorang istri. Setiap detik saya rindu kesempatan saya bersama suami. Tak sabar rasanya segera bertemu dan belajar menjalani peran sebagai istri serta calon ibu bersama-sama dengan suami minggu depan. 

The Huffington Post
 

Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...