Skip to main content

#79 Komunikasi Produktif Day 5




Jumat, 3 Februari 2016 merupakan H-5 menjelang kepulangan suami dari Papua, perasaan sudah tidak menentu. Saya tak sabar bertemu dan menghabiskan waktu berdua dengannya. Maklum...semenjak menikah bulan Agustus 2016 lalu hanya sebulan kami bersama yang kemudian harus LDM karena pekerjaan suami. Obrolan kami terkesan diulang-ulang dan justru entah mengapa saya merasa ingin menyimpan topik pembicaraan kami via WA atau telepon untuk disimpan dan dijadikan bahan obrolan lagi saat bertemu minggu depan. 

Begitupun dengan suami, saat saya bertanya suatu hal yang sudah kami bicarakan sebelumnya ia menjawab "Nanti kita bahas saja saat udah ketemu ya yank" ucapnya. Lalu kami berbicara tentang topik rencana masa depan. Jika saya bertanya pada suami, hal apa yang ingin di capai di tahun ini sampai lima tahun kedepan. Ia pun menjabarkan dengan singkat. Seperti berikut :
- Tahun ini (2017) pengen bangun halaman rumah belakang terus nanti akhir tahun bisa jalan-jalan bertiga, saya, suami dan anak kami ke Singapura. Ini merupakan destinasi bulan madu kami yang tertunda. Sehingga ia ingin pergi sekalian jika anak kami sudah lahir dan umurnya cukup untuk naik pesawat.
 - Tahun depan (2018) pengen bisa nabung buat beli mobil, supaya kalau mau kemana-kemana kami tidak kehujanan jika naik sepeda motor. 
 - Dua tahun kedepan udah nyicil buat umroh atau daftar haji. 
 - Lima tahun kedepan jika cicilan rumah insha Allah sudah lunas, kami mulai fokus untuk persiapan pendidikan anak dan berwirausaha.
 
Meski baru sekedar rencana, namun saya begitu bahagia dan bersyukur. Saya dan suami sedikit demi sedikit sudah mulai menentukan prioritas dalam kehidupan rumah tangga kami. Dimana sebelumnya kami belum begitu memikirkan kebutuhan dalam berkeluarga. Yang sebelumnya jika ingin membeli sesuatu tinggal beli saja tanpa memikirkan itu suatu keinginan atau kebutuhan. 

Alhamdulillah setelah menikah kami belajar untuk menekan dan mengelola ego masing-masing. Ditambah lagi kondisi saya sedang hamil anak pertama kami. Saya dan suami sudah bersiap-siap untuk memberikan yang terbaik untuk anak kami nanti. Baik dari segi kesehatan, keselamatan, pendidikan, dan hal-hal yang dibutuhkannya.

Tak lupa kami saling mengingatkan untuk saling mendo'akan. Suami juga selalu mengajari untuk berbagi dengan keluarga dan sesama. Karena kami menyadari semua rizki yang di berikan Allah SWT merupakan suatu titipan. Sehingga jangan lupa membagi kebahagiaan dengan yang lain. 

 

Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...