Skip to main content

#60 NHW Empat

NICE HOME WORK 4 MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FIITRAH

Dimulai dengan memilih jurusan yang spesifik untuk menentukan langkah menjadi seorang Ibu yang Profesional bagi keluarga. Hal ini untuk mengerti bagaimana saya menentukan arah tujuan hidup saya untuk menjadi makhluk Tuhan yang sesuai dengan peran yang saya miliki. Kemudian saya memilih jurusan pendidikan keluarga dan anak.

Saat ini semakin hari, semakin saya berpikir bahwa saya memiliki proses sendiri dengan jalan dan cara saya sendiri untuk bisa mempelajari ilmu tentang mendidik keluarga dan anak. Menjadi seorang ibu pastilah menjadi mimpi bagi kebanyakan perempuan. Bisa mengandung, melahirkan dan mendidik anak-anak. Namun tidak mungkin saya bisa melakukannya tanpa seorang partner hidup didalamnya, yakni Suami saya.

Menikah merupakan cara untuk menyatukan dua karakter manusia yang berbeda. Bersatu bukan berarti harus sama, tetapi perbedaan sudut pandang antara suami dan istri bisa dikomunikasikan dan disatukan dengan sebuah KESEPAKATAN.
Ketika saya dihadapkan dengan berbagai macam pilihan dalam mengambil keputusan, saya selalu mendiskusikan dengan suami mana yang kira-kira lebih menjadi prioritas. Lagi-lagi saya belajar untuk sabar dan tidak egois. Karena bagaimanapun peran saya menjadi CO-PILOT dalam pesawat rumah tangga. Ada suami sebagai PILOT yang berkewajiban menuntun arah lajunya pesawat ini.

Dalam proses "memantaskan diri" menjadi seorang ibu bagi anak-anak saya, saya melatih diri untuk melakukan indikator-indikator yang sudah saya tuliskan pada NHW Dua. Mulai dari pilar Bunda Cekatan, Bunda Produktif, Bunda Sholeh kemudian Bunda Sayang.
Melakukan hal-hal yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Pertama saya fokus untuk meningkatkan kualitas diri terlebih dulu, dengan mengelola keuangan keluarga, memenuhi kebutuhan nutrisi si jabang bayi, belajar memasak, mengikuti komunitas sosial dan kuliah online/offline tentang ilmu parenting, dan berbagi banyak hal dengan orang-orang disekitar. Kemudian sambil berjalannya waktu melatih diri untuk lebih santun dan menurut dengan suami serta mempersiapkan diri menghadapi kelahiran. Hingga akhirya bisa menjadi guru dan teman bermain anak-anak saya nanti.

Setelah bersiap diri menjadi seorang ibu, sedikit demi sedikit saya menemukan jawaban. Mengapa saya diciptakan ALLAH SWT di dunia ini? Mengapa saya berada dalam situasi yang sekarang ini? dan mengapa "harus" mereka yang ada di sekitar saya?
Ternyata saya harus belajar mengelola emosi, menstabilkan perasaan dan melihat lagi potensi lebih dalam sambil berkata dengan diri sendiri "Hal baik apa Tik yang bisa kamu bagikan untuk keluarga dan orang lain?".




Ilmu-ilmu yang saya jalani dan mulai saat ini :
- Manajemen waktu
- Mengelola keuangan keluarga
- P3K atau emergency first
- Keamanan berkendara atau safety riding 
- Rumah elok untuk menata dengan 5R
- Jaringan produktif
- Komunitas pembelajar di berbagai daerah
- Industri komunitas
- Mendidik anak menjadi suka belajar
- Komunikasi yang produktif dengan anak
- Menstimulus anak tentang membaca, berhitung, bercerita
- Pola memotivasi anak 
- Meningkatkan pola kreatif anak
- Merawat dan mendidik anak dari bayi sampai bisa mandiri (usia 10 tahun).

Saya menetapkan KM 0 di usia saya ke-25 tahun. Pada tanggal 10 November 2016, bertepatan dengan hari pahlawan RI (sambil berdo'a, semoga saya bisa menjadi seorang pahlawan yang akan selalu membanggakan suami, anak-anak dan keluarga). 
Saya akan melihat hasil dari pendalaman ilmu ini dan saya bisa ahli di bidang ini sampai usia saya 35 (sekitar tahun 2026).

Sejak saat ini setiap hari saya mendedikasikan 3 jam/hari waktu untuk mencari ilmu, mempraktekkan, menuliskan hal-hal yang saya peroleh dalam bentuk jurnal. #jurnalmustika
Berikut milestone saya untuk menjadi Ibu Profesional : 

KM 0 – KM 1 (tahun ke 1) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan = Mengelola keuangan keluarga
Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan = Manajemen waktu

KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang = P3K atau emergency first

KM 2 – KM 3 (tahun ke 3) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif = Jaringan produktif

KM 3 – KM 4 (tahun ke 4) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang = Menstimulus anak tentang membaca, berhitung, bercerita
Menguasai  Ilmu seputar Bunda Sayang = Mendidik anak menjadi suka belajar

KM 4 – KM 5 (tahun ke 5) : 
Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang = Keamanan berkendara atau safety riding

KM 5 – KM 6 (tahun ke 6) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan = Ahli memasak
Menguasai Ilmu Seputar Bunda Sayang = Menstimulus anak tentang membaca, berhitung, bercerita

KM 6 – KM 7 (tahun ke 7) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan = Rumah elok untuk menata dengan 5R

KM 7 – KM 8 (tahun ke 8) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang = Meningkatkan pola kreatif anak
Menguasai Ilmu Seputar Bunda Sayang = Komunikasi yang produktif dengan anak

KM 8 – KM 9 (tahun ke 9) :
Menguasai Ilmu Seputar Bunda Sayang = Melatih kemandirian anak 

KM 9 – KM 10 (tahun ke 10) :
Menguasai Ilmu seputar Bunda Shaleha = Membangun Industri komunitas

Indikator setiap bidang ilmu yang akan saya kuasai, saya bedakan sesuai pilar-pilarnya. Apakah itu termasuk Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, atau Bunda Shaleha.
Jadwal cheklist saya lakukan setiap hari dan evaluasi setiap akhir bulan.
Sehingga memudahkan saya menilai diri sendiri dengan membuat jurnal bulanan. 
Sikap konsistensi sangat dibutuhkan untuk mencapai milestone ini.
Tidak menutup kemungkinan akan ada ilmu-ilmu yang bergeser sesuai prioritas sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang saya alami pada waktu-waktu tersebut. 


Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...