Skip to main content

#58 NHW Dua



NICE HOME WORK 2 MENJADI IBU PROFESIONAL KEBANGGAAN KELUARGA?
 
Setelah minggu lalu belajar tentang ADAB MENUNTUT ILMU. Di minggu kedua kuliah matrikulasi IIP kali ini membahas tentang bagaimana MENJADI IBU PROFESIONAL KEBANGGAAN KELUARGA? Setiap individu mempunyai peran masing-masing yang dijalani. Peran hidup yang ada berawal dari diri sendiri, begitupun saya saat memasuki fase dan berproses menjadi seorang istri dan juga calon ibu. Banyak hal yang terjadi yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Hal ini kemudian saya interprestasikan sebagai sebuah pembelajaran. 

Saat kuliah offline IIP yang dipandu langsung oleh Bu Septi Peni Wulandani, beliau menjelaskan sekilas tentang tingkatan Ibu Profesional diantaranya :

1. Bunda Sayang (Pilar yang pertama bahwa seorang bunda yang sayang pada anaknya, memahami benar bagaimana ilmu-ilmu dasar tentang pola mendidik anak sehingga anak menjadi suka belajar dan tidak hanya sekedar bisa. Dimulai komunikasi yang produktif dengan anak, menstimulus anak tentang membaca, berhitung, bercerita sehingga anak menangkap pemahaman yang mudah dan senang serta suka mengutarakan segala sesuatunya dengan kesukaannya dalam membaca dan berhitung. Bagaimana pola memotivasi anak yang memberikan anak hidup dalam lingkungan yang positif kepada diri anak. Bagaimana meningkatkan pola kreatif anak sehingga anak mempunyai kreatifitas yang tinggi sesuai modal yang dimiliki anak adalah imajinasi untuk berkreasi dan ekspresi kreatifnya meningkat. Bagaimana mengajarkan mereka kemandirian sebagai dasar menjalani hidup dengan benar. Hal ini diperlukan contoh/teladan dari bunda untuk menjadi mandiri terlebih dahulu. Ilmu dalam Bunda Sayang ini tidak akan pernah habis karena mengikuti perkembangan anak hingga dewasa dan berkelanjutan). 

2. Bunda Cekatan (Pilar kedua ini merupakan ilmu bagaimana mendidik para bunda untuk meningkatkan kualitas individunya. Sebagai seorang istri, seorang ibu dan seorang perempuan. Bagaimana mengelola keuangan keluarga, manajemen waktu, P3K atau emergency first, keamanan berkendara atau safety riding, rumah elok untuk menata dengan 5R. Bagaimana meningkatkan kemampuan diri dan tidak mudah merasa puas dalam upaya meningkatkan kualitas diri sehingga akan menjadi pribadi pembelajar juga.

3.  Bunda Produktif (Pilar ketiga adalah bunda yang menggali potensi dan kreatifitas yang ada dalam diridan lingkungannya sehingga dapat bermanfaat dari segi ekonomi dan sosial. Kemudian sang bunda dapat mandiri secara finansial tanpa meninggalkan keluarga dan anak-anaknya. Pilar ini sangat penting karena bunda dapat membuat jaringan produktif, komunitas pembelajar di berbagai daerah, ada juga industri komunitas dari satu daerah ke daerah yang lain. Saat bunda ini produktif namun tetap bisa eksis menjaga keluarga, anak dan dirinya maka tidak akan ada yang timpang dengan di bekali dari dua pilar sebelumnya yakni bunda sayang dan cekatan terlebih dahulu).

4. Bunda Sholehah (Pilar keempat yakni berbekal dengan menguasai bunda sayang, bunda cekatan dan juga produktif. Kini saatnya menularkan, melatih dan berbagi penglaman dengan bunda-bunda yang lain di dalam bunda sholehah. Para ibu akan nyaman berbicara tentang segala hal yang disampaikan kepada sesama teman-teman kita kalau ilmu tersebut sudah kita rasakan. Ilmu tersebut sudah kita praktekkan bersama keluarga kita, karena kita akan merasakan tantangan-tantangannya, kita akan merasakan saat berbicara ada ruhnya karena kita menjalankan tidak hanya sekedar teori saja. 


Setelah memahami pilar-pilar Ibu Profesional diatas, kemudian saya membuat indikator untuk menentukan langkah menuju Ibu Profesional Kebanggaan Keluarga. Saya mencatat minat yang spesifik kemudian mengkorelasikannya kedalam peran hidup yang sedang saya alami saat ini yakni sebagai istri, calon ibu dan seorang individu perempuan. 




Awalnya saya membuat mind map sesuai dengan empat pilar Ibu profesional. Saya mulai dari Bunda Cekatan terlebih dahulu, kedua saya lanjut ke Bunda Produktif kemudian Bunda Sholehah dan terakhir baru ke Bunda Sayang. Pada saat kuliah IIP offline dianjurkan oleh Bu Septi untuk memulai dari Bunda Cekatan bagi ibu yang belum memiliki momongan. Hal ini untuk lebih fokus dalam meningkatkan kualitas pribadi terlebih dahulu. 

Setelah membuat pemetaannya baru kemudian saya transfer kedalam bentuk tabel-tabel indikator. Indikator yang telah saya tulis merupakan jawaban yang diinginkan oleh suami ketika saya bertanya padanya. 
"Ayah, Ibu mau tanya ya? Sebenarnya ayah ingin ibu menjadi seperti apa agar ayah bangga sebagai suami?" Tanya saya.
"Ayah pengen Ibu selalu mendengarkan kata-kata Ayah. Berbakti pada orang tua dan mertua. Menjadi istri yang patuh dan tawadhu' sama suami. Sudah itu saja lebih dari cukup dan ayah bangga". Jawab suami. 
Pada intinya seorang suami ingin dihargai sebagai Kepala Rumah Tangga sehingga pesan dan kata-kata yang disampaikan suami, diharapkan istri bisa mengikuti dengan tulus ikhlas. Tanpa berusaha menjawab atau mendebatnya. Suami pastilah menginginkan yang terbaik untuk kelangsungan rumah tangga, suami berperan sebagai Pilot dan istri bertugas sebagai co-pilot. Harus terjalin komunikasi yang baik dan efektif bagi keduanya.

Berikut hasil tabel indikator dan metode SMART yang saya buat :



Saya mencatat indikator diatas sesuai dengan kebutuhan pribadi saya saat ini. Saya membuat deadline nya selama satu tahun kedepan dengan dilakukan setiap hari dan di evaluasi setiap bulan sesuai dengan keempat pilar Ibu Profesional. Setiap indikator mempunyai jangka waktu yang berbeda. Kemudian saya menyusunnya sesuai dengan skala prioritas saat ini. Setiap hari saya men-check list apa saja yang sudah saya rasakan progresnya. Bismillah, semoga bisa istiqomah :)







 

Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...