Skip to main content

#57 NHW Satu

NICE HOME WORK 1 ADAB MENUNTUT ILMU

Ketika saya masih kuliah di semester akhir sekitar dua tahun yang lalu, saya mengikuti kegiatan kampus tentang pelatihan kepemimpinan persiapan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Islam Indonesia (UII Yogyakarta). Salah satu pembicaranya adalah Ibu Dr. Junanah M.IS. (Dosen Fakultas Ilmu Agama Islam). Saya bertanya pada beliau setelah kegiatan berakhir tentang mempersiapkan sebuah pernikahan. Karena saya memang berkeinginan untuk menikah setelah lulus kuliah S1.


Ibu, hal apa saja yang membuat seseorang itu bisa dibilang siap untuk menikah?”, tanya saya.


Mbak nya mau menikah muda ya? Wah, baik sekali berkeinginan untuk menyegerakan sunnah rasul. Baiklah, jadi ada tiga hal yang bisa menjadi pertimbangan menikah, yaitu: satu, siap untuk menerima kondisi pasangan baik kelebihan dan kekurangannya. Dua, siap mengalami perubahan, karena setelah menikah akan banyak hal-hal yang kita temui dan bahkan tidak disangka-sangka. Yang ketiga, siap untuk menjadi orang tua.” Jawab Ibu Junanah dengan sangat lugas.


Baik bu, terima kasih atas penjelasannya”, ucap saya.


Ya sama-sama mbak, semoga bisa menjadi calon istri dan calon ibu yang sholihah”, kata Bu Junanah.


Amin”. Sambil kami tertawa bersama.


Kini setelah menikah, saya dapat merasakan ketiga hal tersebut. Ketika saya dan pasangan sudah yakin untuk menikah, kami pun sudah mantap menerima pribadi masing-masing ada kelebihan dan kekurangan itu merupakan hal yang bisa saling melengkapi. Menurut saya, menikah merupakan penggabungan dua kepribadian dan pola pikir antara saya dan suami. Tentu kami mengalami banyak perubahan. Mulai dari yang biasanya apa-apa dilakukan untuk diri sendiri, kini juga harus melayani suami, lalu mengelola keuangan bersama, dan cara bersikap dan mengambil keputusan pun juga berubah dengan dilakukan berdua.  Kemudian, yang ketiga adalah siap untuk menjadi orang tua. Hal inilah yang membuat saya dan suami harus benar-benar menyiapkan mental dan fisik kuat. Memiliki momongan merupakan hadiah terindah dan tak terbayangkan sebelumnya. Alhamdulillah Allah SWT memberikan kepercayaan yang bisa dibilang cenderung cepat bagi saya dan suami untuk menjalaninya.


Sebulan pernikahan, saya kemudian terlambat datang bulan dan dinyatakan hamil oleh dokter kandungan. Untuk mempersiapkan kehadiran buah hati, saya ingin mempelajari ilmu menjaga kehamilan dan menghadapi proses kelahiran. Alasan saya menekuni ilmu ini karena saya sedang menikmati masa awal-awal kehamilan saya. Dimana saya mengalami rasa mual, muntah, tidak nafsu makan, dan morning sickness. Saya tidak ingin mengalami sindrom baby blues (sebuah keadaan yang muncul seperti perasaan gundah, sedih dan khawatir pasca melahirkan. Keadaan seperti ini umumnya akan berlangsung selama 14 hari pertama pasca melahirkan) sumber dari : uraiansehat.com/baby-blues-syndrome/.


Lalu bagaimana saya mempersiapkan amunisi untuk mencapai tujuan saya ini? Saya menjadi lebih sering membaca artikel tentang kehamilan, membeli buku tentang kesehatan kehamilan, mengikuti forum diskusi dengan ibu-ibu yang memiliki pengalaman melahirkan, sharing dengan ibu mertua dan kakak ipar perempuan, bergabung dengan komunitas Institut Ibu Professional (IIP), dan mengikuti kuliah matrikulasi IIP batch #2. Harapannya dengan saya bergabung dengan komunitas IIP, saya dapat berkenalan dengan para ibu yang telah memiliki anak dan saya bisa berdiskusi tentang menjaga kehamilan, persiapan kelahiran sampai belajar tentang pola mengasuh anak.


Pada materi pertama di kelas perdana matrikulasi IIP dijelaskan tentang ADAB MENUNTUT ILMU. Dimana ADAB MENUNTUT ILMU sangat perlu dikembangkan dan ditularkan dari dalam peradaban keluarga terlebih dahulu. Sebagai seorang istri dan calon ibu, saya harus berhati-hati terhadap data dan informasi apapun yang saya peroleh. Bak seperti dua mata pisau, data dan informasi dapat mempermudah hidup atau bahkan membuat celaka. Apalagi untuk diberitahukan kepada keluarga sendiri. Jangan sampai ilmu yang saya tularkan pada anggota keluarga justru membuat mereka memakan mentah-mentah tanpa ada dasar yang kuat.


Perubahan sikap yang saya perbaiki dalam proses mencari ilmu antara lain bersikap skeptic (tidak mudah percaya), kritis dan juga analis (mengkroscek kembali ilmu yang didapat). Bagi saya perlu mengecek ulang kebenaran informasi yang saya dapatkan itu termasuk berita, fakta, fitnah atau pra sangka? Sehingga harus benar-benar bisa memilah-milahnya. Tidak merasa sok pintar saat bertanya atau berdiskusi. Saya memposisikan diri sebagai orang yang butuh ilmu baru, sehingga saya menghormati orang-orang yang memberikan saya ilmu tersebut. Belajar sabar, karena di saat hamil seperti ini saya cenderung mudah lelah, menjadi lebih sensitif yang bisa membuat saya mudah marah, tersinggung, sedih dan khawatir.

Semoga langkah yang saya pilih ini dapat bermanfaat dan mengantarkan saya menjadi seorang ibu yang cerdas dan professional. Karena prinsip saya adalah belajar bisa dengan siapa saja, dimana saja dengan cara apa saja. Seiring berjalannya waktu sambil saya belajar menekuni ilmu kehamilan dan rumah tangga, saya juga sedang mempersiapkan diri untuk mencapai mimpi jangka panjang saya menjadi seorang dosen dan wirausaha yang sukses.

Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...