Skip to main content

#30 Meraih Cita-cita ituuuu......



Tidak selamanya saat menjalani kehidupan di dunia ini selalu sesuai dengan apa yang diinginkan. Terkadang dalam waktu yang relatif singkat kadang merasa bahagia, damai, sedih, takut, ragu dan lain sebagainya.  Ada kalanya dihadapkan dengan suatu kenyataan yang mau tidak mau mengharuskan kita untuk merelakan sesuatu atau seseorang pergi dari kehidupan kita.  

Hidup ini terus berjalan dan waktu akan terus berlalu tanpa kompromi, untuk orang-orang yang dapat memanfaatkan waktu dengan melakukan kegiatan yang produktif dan positif, pastilah ia tidak akan pernah membuang-buang waktu dengan percuma begitu saja. Berbicara tentang produktivitas, tidak lepas dari yang namanya usaha. Dan usaha itu dilakukan pastilah untuk merealisasikan suatu harapan atau cita-cita. 

 
 
Di suatu kesempatan, saya mengikuti seminar nasional di salah satu perguruan tinggi di kota Jogja. Saya bertemu dan bertanya pada Bapak Anggito Abimanyu, saya bertanya pada beliau: “Pada saat kita ingin mencapai suatu tujuan, terkadang kita tergoda dengan hal-hal yang ada disaat yang bersamaan dalam kita berproses menuju tujuan tersebut. Apakah yang dapat membuat kita senantiasa bisa istiqomah dalam belajar menggapai cita-cita kita? 

Beliau menjawab: “Kembali pada tujuan awal saudari, pandai membaca situasi dan kondisi, jangan mudah tergoda dengan hal-hal yang membuat kita melenceng dari jalan yang baik, tetap fokus dan sabar”.



Comments

Popular posts from this blog

#116 Bunga Literasi Day 04 Bunda Sayang IIP

Di hari ke empat ini saya telah menyelesaikan membaca dua buku, alhamdulillah. Biasanya saya termasuk orang yang moody saat membaca buku. Satu buku bisa seminggu, sebulan untuk selesai membacanya. Namun, game level 5 ini membuat saya menjadi begitu semangat menambah literasi bacaan.  Dari saat jaman kuliah sebenarnya saya menyadari akan manfaat dari membaca. Entah itu membaca buku, artikel, koran, majalah bahkan "membaca situasi". Dengan sering membaca membuat diri saya menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Membuat saya menyadari, ternyata masih banyaaaaak hal yang perlu saya gali untuk intropeksi diri. Karena dengan memahami hal baru, menyadarkan saya bahwa masih banyak kekurangan dalam diri yang perlu diperbaiki. Seperti halnya impact setelah membaca buku Happy Little Soul. Untuk menjadi orang yang sabar layaknya ibu Retno Hening ketika mengasuh dan mendidik Kirana memang perlu usaha yang keras dan kemauan yang bulat. Dukungan dari keluarga sekitar jug...

PROFIL PM X MASA PELATIHAN

Mustika Amalia Wardaty Mustika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Lahir di Kabupaten Semarang, 7 Agustus 1991. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana manajemen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Di semester satu dan dua, Ia masih belum tertarik bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Karena Ia ingin fokus belajar di bidang akademik terlebih dahulu. Hasil dari proses belajarnya membuatnya meraih IPK 4.  Kemudian suatu hari Ia berdiskusi dengan seorang teman, Ia merasa bosan hanya dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Mustika ingin mempunyai kegiatan kemahasiswaan, lalu Ia ditawari untuk menjadi Staf Divisi Kajian dan Riset Lembaga Eksekutif Mahasiswa FE UII tahun 2011. Setelah menjadi fungsionaris LEM FE UII, Mustika terpilih menjadi Mahasiswa Teladan Bridging Program FE UII tahun 2011. Bridging Program adalah Program Pembangunan Karakter di UII yang menjembatani masa transisi dari siswa SMA ke Mahasiswa di perguruan tinggi.  Seme...

#32 Perempuan itu harus serba bisa…..

Belajar merupakan tahapan yang membuat manusia dapat mengetahui suatu hal yang sebelumya tidak diketahui. Tapi pengalaman hidup masing-masing orang pastilah berbeda-beda. Contoh: Bisa saja seorang anak usia 5 tahun sudah mahir membaca dan menulis, sedangkan orang tua yang berusia 70 tahun tidak dapat membaca dan menulis.  Banyak hal yang menyebabkannya, bisa dari pribadi, lingkungan keluarga, masyarakat dan lain-lain. Dan ternyata semua ilmu dan pengetahuan dapat kita peroleh dari siapapun. Termasuk kedua orang tua kita.  Saya lahir dari keluarga muslim. Saya belajar tentang Agama Islam. Kepercayaan bisa saja diturunkan tetapi bisa juga karena keyakinan dalam diri kita. Peran kedua orang tua mungkin dapat dikatakan sangat berpengaruh untuk hal ini.  Dulu ketika Almarhumah Mama masih hidup, beliau mengajari saya untuk membaca Al Qur’an, mengajak saya di acara-acara pengajian di sekitar rumah, selain itu Mama juga mengajari saya ilmu tentang ke...